NGABUBURIT atau kegiatan menunggu waktu berbuka puasa boleh dilakukan. Namun, sebaiknya diisi dengan kegiatan bermanfaat yang bisa menambah pahala.
Seperti disampaikan Ketua PC NU Kota Probolinggo Samsur. Menurutnya, ngabuburit dengan nongkrong di tempat ramai atau menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik atau main game, kurang elok. Bahkan, bisa menghilangkan pahala puasa.
Misalnya, saat ngabuburit diiringi dengan perbuatan maksiat. Seperti ngabuburit di jalan, malah melihat lawan jenis yang melintas dengan syahwat. Atau, malah nongkrong dengan yang bukan mahram. Seperti pacaran.
Sebaiknya, saat ngabuburit melakukan kegiatan bermanfaat dan bernilai pahala. Seperti memberikan takjil bagi masyarakat dalam perjalanan. Atau, memperbanyak membaca Alquran.
“Banyak ngabuburit yang bermanfaat. Seperti diskusi ilmu agama di musala atau masjid. Selama Ramadan, lebih utama memperbanyak ibadah,” katanya.
Pendapat serupa disampaikan Ketua MUI Kota Probolinggo K.H. Nizar Irsyad. Menurutnya, umat Islam sebaiknya jangan hanya bersikap bahagia dengan masuknya Ramadan. Tapi, harus takut. Sebab, Ramadan bukan hanya berisi limpahan pahala, tapi juga ada ancaman berat bagi pendosa.
Ia pun mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Thabani. Artinya; “Maka takutlah kalian pada bulan Ramadan. Sesungguhnya pahala kebaikan dilipatgandakan di dalamnya yang tidak dijumpai di bulan lainnya. Seperti itu juga dosa keburukan.”