24.3 C
Probolinggo
Friday, June 9, 2023

Putar Ekonomi dengan Jualan Takjil, Tapi Tetap Kedepankan Protokol Kesehatan

PROBOLINGGO, Radar Bromo – Nuansa Ramadan acapkali dibarengi dengan munculnya penjual dadakan yang berada di sejumlah jalan perkotaan. Tak terkecuali di Kota Probolinggo. Meski saat ini Kota Probolinggo sedang berperang dengan pandemi Covid-19, sejumlah pedagang tetap ada yang berjualan demi mendapatkan tambahan pemasukan.

Tilik saja seperti yang ada di Jalan Pahlawan, Kota Probolinggo, Jumat (24/4) sore. Sejumlah pedagang Takjil memilih tetap berjualan demi menyambung kebutuhan hidupnya. Pasalnya, akibat pandemi Covid-19 ini, perputaran roda ekonomi tersendat. Hanya saja, baik penjual dan juga pembeli yang mulai sadar akan wabah memprotek dirinya, baik dengan masker dan juga sarung tangan. Serta tidak membeli secara berkelompok. Atau tetap menjaga jarak.

Seperti yang dilakukan Endang, penjual di Jl Pahlawan, Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, kota setempat. Endang mengaku paham dan juga sadar akan bahaya penularan Covid-19, termasuk tetap mendengarkan instruksi dan imbauan pemerintah daerah.

Baca Juga:  Ramadan, Penjual Buah Dadakan di Mastrip Kian Ramai

Demi keberlangsungan hidupnya, maka Endang tetap memutuskan untuk berjualan takjil seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Selain ia menyediakan hand sanitizer untuk dirinya. Ia juga menggunakan sarung tangan dan masker.

Menurut perempuan 53 tahun itu, dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah pembeli takjil terjun bebas. Bahkan hampir 50 persen. Lebih lagi banyak warga yang memilih berdiam diri di rumah atau melakukan social maupun physical distancing di saat pandemi Covid-19 ini.

“Untuk pembelinya juga sudah paham. Jadi mereka (pembeli) juga saling jaga jarak dan tidak berkerumun. Lebih lagi memang di tahun ini pembeli turun drastis dibanding tahun sebelumnya,” katanya.

Daripada tidak diperkenankan untuk berjualan, Endang memilih untuk terapkan protokol kesehatan. Selain itu karena ada imbauan jam buka mulai pukul 14.00. Maka ia juga mengurangi porsi atau jumlah takjil yang dijualnya.

Baca Juga:  Diparkir di Teras, Motor Trail Warga Jogosari Pandaan Amblas

Dia hanya berharap wabah virus korona ini segera berakhir. Adanya virus korona bisa dijadikan pemahaman bagi masyarakat bahwa harus lebih mawas diri menjaga kesehatan.

Terpisah Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo Gatoto Wahyudi menambahkan, Pemkot Probolinggo sudah meniadakan Bazar Ramadan. Namun untuk penjual takjil perorangan, masih bisa ditolerir. Namun dengan catatan tetap melakukan protokol kesehatan.

“Untuk yang masyarakat jualan takjil perorangan masih bisa ditolerir, asal tetap mematuhi anjuran pemerintah melaksanakan protokol kesehatan dalam penyebaran Covid 19. Seperti pakai masker, jaga jarak, dan menyediakan cuci tangan, sarung tangan dan lainnya,” pungkas Gatot. (rpd/fun)

PROBOLINGGO, Radar Bromo – Nuansa Ramadan acapkali dibarengi dengan munculnya penjual dadakan yang berada di sejumlah jalan perkotaan. Tak terkecuali di Kota Probolinggo. Meski saat ini Kota Probolinggo sedang berperang dengan pandemi Covid-19, sejumlah pedagang tetap ada yang berjualan demi mendapatkan tambahan pemasukan.

Tilik saja seperti yang ada di Jalan Pahlawan, Kota Probolinggo, Jumat (24/4) sore. Sejumlah pedagang Takjil memilih tetap berjualan demi menyambung kebutuhan hidupnya. Pasalnya, akibat pandemi Covid-19 ini, perputaran roda ekonomi tersendat. Hanya saja, baik penjual dan juga pembeli yang mulai sadar akan wabah memprotek dirinya, baik dengan masker dan juga sarung tangan. Serta tidak membeli secara berkelompok. Atau tetap menjaga jarak.

Seperti yang dilakukan Endang, penjual di Jl Pahlawan, Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, kota setempat. Endang mengaku paham dan juga sadar akan bahaya penularan Covid-19, termasuk tetap mendengarkan instruksi dan imbauan pemerintah daerah.

Baca Juga:  Sepanjang 2018, Sudah 41 PNS Pemkot Pasuruan Terkena Indisipliner

Demi keberlangsungan hidupnya, maka Endang tetap memutuskan untuk berjualan takjil seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Selain ia menyediakan hand sanitizer untuk dirinya. Ia juga menggunakan sarung tangan dan masker.

Menurut perempuan 53 tahun itu, dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah pembeli takjil terjun bebas. Bahkan hampir 50 persen. Lebih lagi banyak warga yang memilih berdiam diri di rumah atau melakukan social maupun physical distancing di saat pandemi Covid-19 ini.

“Untuk pembelinya juga sudah paham. Jadi mereka (pembeli) juga saling jaga jarak dan tidak berkerumun. Lebih lagi memang di tahun ini pembeli turun drastis dibanding tahun sebelumnya,” katanya.

Daripada tidak diperkenankan untuk berjualan, Endang memilih untuk terapkan protokol kesehatan. Selain itu karena ada imbauan jam buka mulai pukul 14.00. Maka ia juga mengurangi porsi atau jumlah takjil yang dijualnya.

Baca Juga:  Bus Rombongan Sakeramania Dilempar Orang Tak Dikenal, Sopir Luka-luka

Dia hanya berharap wabah virus korona ini segera berakhir. Adanya virus korona bisa dijadikan pemahaman bagi masyarakat bahwa harus lebih mawas diri menjaga kesehatan.

Terpisah Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo Gatoto Wahyudi menambahkan, Pemkot Probolinggo sudah meniadakan Bazar Ramadan. Namun untuk penjual takjil perorangan, masih bisa ditolerir. Namun dengan catatan tetap melakukan protokol kesehatan.

“Untuk yang masyarakat jualan takjil perorangan masih bisa ditolerir, asal tetap mematuhi anjuran pemerintah melaksanakan protokol kesehatan dalam penyebaran Covid 19. Seperti pakai masker, jaga jarak, dan menyediakan cuci tangan, sarung tangan dan lainnya,” pungkas Gatot. (rpd/fun)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru