Pandemi sudah mulai beralih ke endemi. Masjid dan musala tak lagi dibatasi. Tapi bukan berarti kita harus lengah. Apalagi pelaku kejahatan masih mengintai. Mereka akan mencari kesempatan. Kita harus tetap waspada, supaya ibadah terasa nyaman.
——————————————————————————————————
SATU-persatu jamaah mulai berdatangan ke masjid Baiturrohman di kompleks Pondok Sejati Indah (PSI) di Kelurahan/Kecamatan Purworejo. Rata-rata mereka mengendarai motor. Sebagian lagi mancal dan jalan kaki. Semuanya ceria dan sudah siap melaksanakan salat tarawih di hari kedua Ramadan.
Di antara para jamaah terlihat Sudji Suyono, 55. Petugas keamanan di kompleks PSI itu mengenakan seragam security. Dia ikut menata motor para jamaah. Memastikan tidak ada barang yang tertinggal, termasuk kunci yang nyentel di kontak motor.
Begitulah keseharian Sudji dan petugas keamanan lainnya sejak tarawih perdana. Dia lebih intens menjaga keamanan. Bukan hanya di kompleks perumahan. “Tapi juga di masjid untuk antisipasi pencuri,” beber Sudji.
Tugas sehari-harinya memang menjaga kompleks PSI. Tapi saat Ramadan, tugasnya jadi ekstra. Sebab dia tidak ingin ada motor jamaah yang kehilangan. Keamanan di masjid jadi prioritas. Namun rumah warga juga harus benar-benar aman.
“Saat Ramadan, saya dan rekan-rekan membagi tugas. Jika saya jaga di parkiran masjid, maka teman yang lain berjaga di lingkungan perumahan,” katanya. Apalagi yang salat di masjid di lingkungannya, bukan hanya warga sekitar. Tapi dari pemukiman lain, sehingga hampir tiap hari ada puluhan motor yang terparkir di halaman masjid.
Memang tidak mudah menjaga keamanan. Apalagi aksi curanmor, belakangan sering terjadi. Tak terkecuali di Kota Pasuruan Terlebih setelah pandemi ini. Ada banyak pelaku kejahatan yang berkeliaran untuk mencari mangsa.