28.3 C
Probolinggo
Monday, May 29, 2023

Duh, 6 Bulan LPA Kab Pasuruan Terima 17 Laporan Kekerasan pada Perempuan

PANDAAN, Radar Bromo – Jumlah kekerasan pada perempuan di Kabupaten Pasuruan cukup mengkhawatirkan. Betapa tidak, selama enam bulan pertama pada 2019, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) setempat telah menerima 17 laporan kekerasan pada perempuan.

Wakil Ketua LPA Kabupaten Pasuruan, Daniel Polozakan mengungkapkan, angka kekerasan pada perempuan memang cukup tinggi. Pada 2018 lalu, tercatat ada 27 laporan masuk ke LPA.

Sementara tren tahun ini, juga terlihat belum menurun. Mulai Januari sampai Juni, tercatat ada 17 laporan. Ia merinci pada Januari menerima satu kasus persetubuhan dan tiga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Lalu, pada Februari menerima tiga kasus persetubuhan dan dua KDRT. Untuk Maret, menerima satu kasus persetubuhan dan satu KDRT.

Baca Juga:  Fondasi Jembatan Karangan di Wonosari Gempol Mulai Dibenahi

Selanjutnya, pada April lalu menerima satu kasus persetubuhan. Untuk Mei menerima dua persetubuhan, serta pada Juni menerima satu KDRT dan satu pencabulan.

“Ini, termasuk mengkhawatirkan. Sebab, setiap bulan kami menerima adanya laporan kekerasan pada perempuan di Kabupaten Pasuruan,” ungkapnya.

Daniel –sapaan akrabnya- menjelaskan, mayoritas pelaku adalah orang yang mengenal korban dan orang dekat. Namun, terkadang kekerasan ini sudah terjadi dalam waktu lama. Kondisi ini disebabkan korban tidak berani untuk melapor.

“Kami berharap agar korban kekerasan berani menyuarakan haknya. Kami jamin kerahasiaan identitasnya dan didampingi gratis tanpa biaya sampai selesai,” jelas Daniel.

Menurutnya, LPA sendiri rutin memberikan sosialisasi terkait pemahaman kekerasan dan upaya yang dilakukan jika menjadi korban. Namun, sayangnya selama ini sosialisasi ini masih sering terkendala karena kurangnya akses ke bawah sampai lingkungan terkecil yakni keluarga.

Baca Juga:  Wakil Ketua LPA Kabupaten Pasuruan Jadi Tersangka Penipuan

“Selama ini, cuma tingkat kecamatan. Sehingga, pesannya kurang tersampaikan. Kami berharap adanya sinergitas dari pemerintah agar bisa turun sampai ke RT dan masyarakat,” terangnya. (riz/mie)

PANDAAN, Radar Bromo – Jumlah kekerasan pada perempuan di Kabupaten Pasuruan cukup mengkhawatirkan. Betapa tidak, selama enam bulan pertama pada 2019, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) setempat telah menerima 17 laporan kekerasan pada perempuan.

Wakil Ketua LPA Kabupaten Pasuruan, Daniel Polozakan mengungkapkan, angka kekerasan pada perempuan memang cukup tinggi. Pada 2018 lalu, tercatat ada 27 laporan masuk ke LPA.

Sementara tren tahun ini, juga terlihat belum menurun. Mulai Januari sampai Juni, tercatat ada 17 laporan. Ia merinci pada Januari menerima satu kasus persetubuhan dan tiga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Lalu, pada Februari menerima tiga kasus persetubuhan dan dua KDRT. Untuk Maret, menerima satu kasus persetubuhan dan satu KDRT.

Baca Juga:  Kekerasan Terhadap Perempuan Didominasi Kasus KDRT

Selanjutnya, pada April lalu menerima satu kasus persetubuhan. Untuk Mei menerima dua persetubuhan, serta pada Juni menerima satu KDRT dan satu pencabulan.

“Ini, termasuk mengkhawatirkan. Sebab, setiap bulan kami menerima adanya laporan kekerasan pada perempuan di Kabupaten Pasuruan,” ungkapnya.

Daniel –sapaan akrabnya- menjelaskan, mayoritas pelaku adalah orang yang mengenal korban dan orang dekat. Namun, terkadang kekerasan ini sudah terjadi dalam waktu lama. Kondisi ini disebabkan korban tidak berani untuk melapor.

“Kami berharap agar korban kekerasan berani menyuarakan haknya. Kami jamin kerahasiaan identitasnya dan didampingi gratis tanpa biaya sampai selesai,” jelas Daniel.

Menurutnya, LPA sendiri rutin memberikan sosialisasi terkait pemahaman kekerasan dan upaya yang dilakukan jika menjadi korban. Namun, sayangnya selama ini sosialisasi ini masih sering terkendala karena kurangnya akses ke bawah sampai lingkungan terkecil yakni keluarga.

Baca Juga:  Fondasi Jembatan Karangan di Wonosari Gempol Mulai Dibenahi

“Selama ini, cuma tingkat kecamatan. Sehingga, pesannya kurang tersampaikan. Kami berharap adanya sinergitas dari pemerintah agar bisa turun sampai ke RT dan masyarakat,” terangnya. (riz/mie)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru