29.8 C
Probolinggo
Wednesday, March 22, 2023

Dibangunkan Underpass-Sudetan di Tol, Warga Nilai Kurang Luas

REJOSO – Keinginan warga Desa Sadengrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan agar pengelola tol Gempol-Pasuruan (Gempas) membangun underpass dan sudetan, akhirnya direalisasikan. Hanya saja, warga masih kurang puas. Pasalnya, luasan underpass maupun sudetan tersebut tidak sesuai dengan keinginan warga.

Koordinator warga Desa Sadengrejo Hudan Daldiri mengungkapkan, underpass dibangun dengan lebar 2,5 meter dan tinggi 3 meter. Sementara sudetan hanya selebar 1,2 meter. Menurutnya, underpass seharusnya memiliki lebar 3 meter. Sehingga, bisa dilewati oleh motor dan becak yang membawa kerajinan mebel untuk dijual.

Selain itu, warga meminta agar sudetan berada di sisi timur underpass, bukan di bawah underpass. Sebab, dikhawatirkan kondisi ini bisa membuat aliran air tidak bisa mengalir lancar, jika ada endapan lumpur di sudetan tersebut.

“Kalau cuma memiliki lebar 2,5 meter terlalu sempit. Kalau ada yang membawa mebel, lalu dari sebaliknya ada becak juga, gak bisa lewat. Kami juga berharap sudetan di samping underpass agar bisa kami normalisasi sewaktu-waktu dengan lebar 3 meter,” ungkap pria yang akrab disapa Hudan.

Baca Juga:  Pembangunan Konstruksi Tol Gempas Seksi 1 Tersisa 30 Persen

Karena itu, pihaknya berharap pelaksana tol bersedia mengkaji ulang rencana tersebut agar sesuai dengan permintaan warga. Hudan beralasan, pembangunan sudetan maupun underpass jika luasannya tetap, maka terkesan sia-sia.

Lebih dari itu, Hudan sangat mengapresiasi respons yang ditunjukkan PT Jasamarga Gempol Pasuruan. Bahkan, ia berharap pembangunannya bisa menjadi solusi atas banjir yang kerap menggenangi desanya.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, pembangunan sudetan dan underpass itu dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) sejak Jumat (8/2) lalu. Pengerjaannya sendiri melintasi jalur tol kilometer 38-39.

Dari pantauan Radar Bromo, sejumlah alat berat seperti backhoe tampak menghancurkan jalur tol di kilometer tersebut.

Wakil Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Pasuruan Abu Bakar menjelaskan, pihaknya sudah mengecek lokasi pembangunan underpass dan sudetan. Tentunya, dewan sangat mengapresiasi pelaksanaan yang ternyata, tidak sampai satu tahun masa perjanjian.

Baca Juga:  Tabrak Dump Truk, Terguling, Sopir dan Kernet asal Lamongan Tewas di Tol Gempas

Pihaknya pun sempat berbincang dengan pemdes setempat. Dari sini diketahui, jika segi teknis ada perbedaan dengan pelaksana tol. Dimana kemiringan bakal dibangun di sisi utara, sementara pemdes berharap dibangun di sisi selatan.

“Alhamdulillah sudah terealisasi. Padahal, tuntutan ini kan selama satu tahun. Insya Allah, April sudah bisa digunakan oleh warga. Cuma kami berharap agar ada solusi antara pemdes dan pelaksana tol terkait tuntutan mereka,” jelas Bang Ayub-sapaan akrabnya.

Humas PT Jasamarga Gempol Pasuruan Rudi Purwanto saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya enggan berkomentar banyak. Ia mengaku jika dirinya sedang cuti untuk menjalankan ibadah umrah di tanah suci.

“Maaf. Saya belum bisa menjelaskan. Kebetulan saya lagi cuti ini. Yang tahu teknisnya itu teman-teman teknik. Insya Allah sepulang saya dari ibadah umrah, saya jelaskan,” jelasnya. (riz/rf)

REJOSO – Keinginan warga Desa Sadengrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan agar pengelola tol Gempol-Pasuruan (Gempas) membangun underpass dan sudetan, akhirnya direalisasikan. Hanya saja, warga masih kurang puas. Pasalnya, luasan underpass maupun sudetan tersebut tidak sesuai dengan keinginan warga.

Koordinator warga Desa Sadengrejo Hudan Daldiri mengungkapkan, underpass dibangun dengan lebar 2,5 meter dan tinggi 3 meter. Sementara sudetan hanya selebar 1,2 meter. Menurutnya, underpass seharusnya memiliki lebar 3 meter. Sehingga, bisa dilewati oleh motor dan becak yang membawa kerajinan mebel untuk dijual.

Selain itu, warga meminta agar sudetan berada di sisi timur underpass, bukan di bawah underpass. Sebab, dikhawatirkan kondisi ini bisa membuat aliran air tidak bisa mengalir lancar, jika ada endapan lumpur di sudetan tersebut.

“Kalau cuma memiliki lebar 2,5 meter terlalu sempit. Kalau ada yang membawa mebel, lalu dari sebaliknya ada becak juga, gak bisa lewat. Kami juga berharap sudetan di samping underpass agar bisa kami normalisasi sewaktu-waktu dengan lebar 3 meter,” ungkap pria yang akrab disapa Hudan.

Baca Juga:  Rombongan Ziarah Wali Lima yang Busnya Kecelakaan di Tol Sudah Menyiapkan Agenda Sejak Setahun Lalu

Karena itu, pihaknya berharap pelaksana tol bersedia mengkaji ulang rencana tersebut agar sesuai dengan permintaan warga. Hudan beralasan, pembangunan sudetan maupun underpass jika luasannya tetap, maka terkesan sia-sia.

Lebih dari itu, Hudan sangat mengapresiasi respons yang ditunjukkan PT Jasamarga Gempol Pasuruan. Bahkan, ia berharap pembangunannya bisa menjadi solusi atas banjir yang kerap menggenangi desanya.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, pembangunan sudetan dan underpass itu dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) sejak Jumat (8/2) lalu. Pengerjaannya sendiri melintasi jalur tol kilometer 38-39.

Dari pantauan Radar Bromo, sejumlah alat berat seperti backhoe tampak menghancurkan jalur tol di kilometer tersebut.

Wakil Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Pasuruan Abu Bakar menjelaskan, pihaknya sudah mengecek lokasi pembangunan underpass dan sudetan. Tentunya, dewan sangat mengapresiasi pelaksanaan yang ternyata, tidak sampai satu tahun masa perjanjian.

Baca Juga:  Mobil Pikap Terbakar di Tol Gempol-Pasuruan, Diduga Korsleting

Pihaknya pun sempat berbincang dengan pemdes setempat. Dari sini diketahui, jika segi teknis ada perbedaan dengan pelaksana tol. Dimana kemiringan bakal dibangun di sisi utara, sementara pemdes berharap dibangun di sisi selatan.

“Alhamdulillah sudah terealisasi. Padahal, tuntutan ini kan selama satu tahun. Insya Allah, April sudah bisa digunakan oleh warga. Cuma kami berharap agar ada solusi antara pemdes dan pelaksana tol terkait tuntutan mereka,” jelas Bang Ayub-sapaan akrabnya.

Humas PT Jasamarga Gempol Pasuruan Rudi Purwanto saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya enggan berkomentar banyak. Ia mengaku jika dirinya sedang cuti untuk menjalankan ibadah umrah di tanah suci.

“Maaf. Saya belum bisa menjelaskan. Kebetulan saya lagi cuti ini. Yang tahu teknisnya itu teman-teman teknik. Insya Allah sepulang saya dari ibadah umrah, saya jelaskan,” jelasnya. (riz/rf)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru