Di Kementerian Hukum dan HAM, Zonni Andra sejatinya tercatat sebagai Kepala Rumah Penyimpanan Barang Sitaan negara (Rupbasan) II Pasuruan. Tapi sejak pertengahan September lalu, dia ditugaskan untuk mengepalai Lapas IIB Pasuruan meski hanya pelaksana tugas (PLt). Jabatan ganda itu harus dilakoni semuanya.
————-
Pria paro baya itu tampak berbincang dengan pria di sampingnya. Dengan menggunakan warna biru senada, mereka tampak akrab satu sama lain. Berulang kali tawa tampak menghiasi percakapan mereka. Pria itu tak lain adalah Zonni Andra, yang dipercaya menjabat Plt Lapas Pasuruan Sejak 18 September.
“Saya dipercaya oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Jatim Kemenkumham RI, Susy Susilawati untuk menjabat sebagai Plt di Lapas Pasuruan sampai ada pejabat definitif,” ungkapnya.
Zonni-sapaan akrabnya menjelaskan, jabatan Plt Kalapas bukanlah hal baru baginya. Sebab, meski menjadi kepala Rupbasan Pasuruan, di awal karir, ia berada di Lapas. Ia pernah menjadi anggota Lapas Wainapu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1991.
Hingga, ia dipercaya menjadi kepala lapas pertama kali pada 2011 sebagai kepala cabang Arjasa, Kangean, Sumenep, Madura. Posisi tersebut dijabatnya selama lima tahun. Sebelum akhirnya ia dipercaya menjadi Kepala Rupbasan Pasuruan mulai 2016 lalu dan hingga kini posisi ini masih dijabatnya.
“Posisi kepala Lapas bukanlah jabatan baru. Saya pernah menjabat di Sumenep. Sekarang lapas kelas III Sumenep,” ungkapnya.

Pria asal Sumenep, Madura ini menjelaskan, awal mula dirinya ditunjuk menjadi Plt Lapas Pasuruan saat dirinya menghadiri acara koordinasi di Kanwil Jatim. Saat itu dirinya sempat ditanya kesanggupan menjadi Kepala Lapas.
“Waktu itu saya hanya menjawab Insyaallah. Dan pada 18 September lalu saya resmi menjadi Plt Kalapas menggantikan pak Fikri,” jelasnya.
Pria kelahiran Agustus 1965 ini menerangkan tidak ada yang berbeda dengan menjabat dua posisi di Kemenkum HAM. Namun, tanggung jawab menjadi lebih berat dan diupayakan semaksimal mungkin.
Ia mengaku kesehariannya saat jam kerja, ia berada di Lapas Pasuruan. Namun, saat pagi sebelum jam kerja dan malam seusai jam kerja, ia mengontrol Rupbasan. Tak hanya itu, dirinya rutin mengontrol keamanan di dua lokasi ini dengan telepon dan Whatts App pada anggota. Namun, apel untuk anggota tetap di lokasi masing masing.
“Tapi anggota tetap saya wajibkan untuk tetap memberikan laporan jika ada apa-apa. Sehingga tetap bisa terkontrol,” terangnya.
Bapak dua anak ini mengaku Lapas Pasuruan lebih membutuhkan perhatian ekstra. Sebab yang diurus manusia. Berbeda dengan Rupbasan yang hanya barang tidak bergerak. Karena itulah dirinya memilih untuk lebih banyak mengontrol Lapas.
Menurutnya, untuk meningkatkan sinergitas antara Rupbasan dan Lapas Pasuruan kerap diadakan apel bersama. Seperti pada momen Hari Kesaktian Pancasila, apel dijadikan satu di Lapas Pasuruan.
“Kesehariannya saya menginap di Lapas Pasuruan. Ini sesuai permintaan dari bu kakanwil agar memperhatikan Lapas 1×24 jam,” pungkasnya. (riz/fun)