29.5 C
Probolinggo
Wednesday, June 7, 2023

Soal Polemik Jalur Truk di Kota Pasuruan, Begini Kata BBPJN

PASURUAN – Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII angkat bicara terkait rencana Forum Lalu Lintas (Lalin) Pemkot Pasuruan untuk melakukan pengalihan jalur truk. Jika sebelumnya dilewatkan kota, rencananya akan dialihkan ke jalur lingkar selatan (JLS). Menyikapi hal itu, BBPJN VII meminta agar rencana itu dikaji ulang.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) perencanaan BBPJN VIII Purnyoto mengungkapkan, balai besar menyayangkan keinginan Forum Lalu Lintas untuk mengkaji pengalihan jalur truk melalui JLS. Sebab, hal ini sangat bertentangan dengan kesepakatan awal saat JLS dibangun.

Purnyoto mengatakan, awalnya kesepakatan antara Pemkot dengan Balai Besar, JLS hanya digunakan untuk jalur satu arah saja. Yakni, kendaraan dari arah timur yang hendak ke Kota Malang atau Kota Surabaya. Sementara dari arah sebaliknya tidak boleh.

“Dulunya, kesepakatan dari arah selatan yang hendak ke timur lewat jalur tengah kota. Namun, ternyata pemkot sudah menyalahi janji. Ini, diawali dengan diperbolehkannya JLS jadi dua arah dan boleh dilewati mobil maupun MPU (mobil penumpang umum),” katanya.

Baca Juga:  Proyek Wisata Religi Terintegrasi Berjalan Bikin PKL Kucing-kucingan

Karena itu, mendengar ada kajian bahwa truk akan dilewatkan JLS, ia heran. Karena itulah, Purnyoto meminta rencana tersebut dikaji ulang oleh Forum Lalu Lintas. Menurutnya, pengalihan arus ini membahayakan keselamatan pengendara. Pasalnya, lebar jalan hanya 7 meter.

“Kami lebih sepakat dengan jalur truk saat ini. Karena dampak negatifnya dari pengalihan jalur truk ke JLS lebih tinggi. Kalau dilewati dua truk secara bersamaan dari arah yang berlawanan, bukan tidak mungkin malah menyebabkan celaka,” jelasnya.

Diketahui keberadaan truk masuk jalur perkotaan di Kota Pasuruan dikeluhkan. Terutama setelah ada pemotor yang tewas terlindas di Jalan Panglima Sudirman. Karena itu, Forum Lalu Lintas Pemkot Pasuruan menyepakati adanya kajian ulang terkait pengalihan jalur truk melalui JLS.

Pertama, truk dilewatkan melalui Jalan Gatot Subroto dan berbelok ke timur di simpang tiga Karangketug, Kecamatan Gadingrejo. Truk kemudian dialihkan berbelok ke timur di simpang empat Kebonagung dan melewati JLS. Namun, Forum Lalu Lintas masih akan melakukan pengecekan. Hal itu sebagai bahan kajian sebelum merealisasikan rencana pengalihan arus.

Baca Juga:  Jalan Pahlawan Makin Cantik dengan Bollard, Buatnya Gratis Pula

Satlantas Polres Pasuruan Kota menyambut positif rencana tersebut. Namun, Satlantas mengatakan, perlu dilakukan kajian soal dampak yang mungkin ditimbulkan. Mulai dari kemacetan hingga potensi laka lantas. Misalnya, keberadaan jembatan Petung di JLS yang belokannya sangat tinggi dan sempit.

Sementara itu, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Pasuruan Kota Iptu Komaruddin menjelaskan, forum lalu lintas tetap berencana untuk melakukan kajian ulang tentang truk masuk kota. Namun, pihaknya masih menunggu hasil simulasi.

Ia lantas mencontohkan jika truk dari arah selatan dibelokkan ke barat dan melintasi Jalan Gatot Subroto, pihaknya harus melihat dampaknya. “Di jalur ini banyak mebel. Makanya dalam simulasi ini nantinya bisa atau tidak, jika mebel tidak menggunakan bahu jalan. Termasuk bisa atau tidak, jika median jalan di simpang tiga Karangketug dimundurkan ke timur,” ungkapnya. (riz/rf/mie)

PASURUAN – Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII angkat bicara terkait rencana Forum Lalu Lintas (Lalin) Pemkot Pasuruan untuk melakukan pengalihan jalur truk. Jika sebelumnya dilewatkan kota, rencananya akan dialihkan ke jalur lingkar selatan (JLS). Menyikapi hal itu, BBPJN VII meminta agar rencana itu dikaji ulang.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) perencanaan BBPJN VIII Purnyoto mengungkapkan, balai besar menyayangkan keinginan Forum Lalu Lintas untuk mengkaji pengalihan jalur truk melalui JLS. Sebab, hal ini sangat bertentangan dengan kesepakatan awal saat JLS dibangun.

Purnyoto mengatakan, awalnya kesepakatan antara Pemkot dengan Balai Besar, JLS hanya digunakan untuk jalur satu arah saja. Yakni, kendaraan dari arah timur yang hendak ke Kota Malang atau Kota Surabaya. Sementara dari arah sebaliknya tidak boleh.

“Dulunya, kesepakatan dari arah selatan yang hendak ke timur lewat jalur tengah kota. Namun, ternyata pemkot sudah menyalahi janji. Ini, diawali dengan diperbolehkannya JLS jadi dua arah dan boleh dilewati mobil maupun MPU (mobil penumpang umum),” katanya.

Baca Juga:  Personel Tim Kaliber Bakal Ditambah, Beban Kerja Juga Ditambah

Karena itu, mendengar ada kajian bahwa truk akan dilewatkan JLS, ia heran. Karena itulah, Purnyoto meminta rencana tersebut dikaji ulang oleh Forum Lalu Lintas. Menurutnya, pengalihan arus ini membahayakan keselamatan pengendara. Pasalnya, lebar jalan hanya 7 meter.

“Kami lebih sepakat dengan jalur truk saat ini. Karena dampak negatifnya dari pengalihan jalur truk ke JLS lebih tinggi. Kalau dilewati dua truk secara bersamaan dari arah yang berlawanan, bukan tidak mungkin malah menyebabkan celaka,” jelasnya.

Diketahui keberadaan truk masuk jalur perkotaan di Kota Pasuruan dikeluhkan. Terutama setelah ada pemotor yang tewas terlindas di Jalan Panglima Sudirman. Karena itu, Forum Lalu Lintas Pemkot Pasuruan menyepakati adanya kajian ulang terkait pengalihan jalur truk melalui JLS.

Pertama, truk dilewatkan melalui Jalan Gatot Subroto dan berbelok ke timur di simpang tiga Karangketug, Kecamatan Gadingrejo. Truk kemudian dialihkan berbelok ke timur di simpang empat Kebonagung dan melewati JLS. Namun, Forum Lalu Lintas masih akan melakukan pengecekan. Hal itu sebagai bahan kajian sebelum merealisasikan rencana pengalihan arus.

Baca Juga:  Pengedar Pil asal Sidodadi Paiton Dibekuk di Rumah Istri

Satlantas Polres Pasuruan Kota menyambut positif rencana tersebut. Namun, Satlantas mengatakan, perlu dilakukan kajian soal dampak yang mungkin ditimbulkan. Mulai dari kemacetan hingga potensi laka lantas. Misalnya, keberadaan jembatan Petung di JLS yang belokannya sangat tinggi dan sempit.

Sementara itu, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Pasuruan Kota Iptu Komaruddin menjelaskan, forum lalu lintas tetap berencana untuk melakukan kajian ulang tentang truk masuk kota. Namun, pihaknya masih menunggu hasil simulasi.

Ia lantas mencontohkan jika truk dari arah selatan dibelokkan ke barat dan melintasi Jalan Gatot Subroto, pihaknya harus melihat dampaknya. “Di jalur ini banyak mebel. Makanya dalam simulasi ini nantinya bisa atau tidak, jika mebel tidak menggunakan bahu jalan. Termasuk bisa atau tidak, jika median jalan di simpang tiga Karangketug dimundurkan ke timur,” ungkapnya. (riz/rf/mie)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru