Saat Mudik Diperbolehkan, Kangen Kampung Halaman Pun Terobati
LEPAS KANGEN: Muharti mencium cucunya begitu tiba di rumahnya di Jambangan, Kelurahan/Kecamatan Purworejo, Sabtu (30/4). (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
PASURUAN, Radar Bromo – “Assalamualaikum… Duhputuku wes gede (cucuku sudah besar),” kata Muharti sembari mencium Nanda, 9, cucu pertamanya. Di sebelahnya ada Diana, ibunda Nanda yang sibuk menurunkan koper. Begitu mendapat kesempatan, dia langsung mencium tangan dan pipi Muharti yang basah karena air mata.
Wajar saja Muharti berbahagia. Sudah hampir tiga tahun ini warga Jambangan, Kelurahan/Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan itu, tidak bertemu dengan cucunya yang ada di Jakarta. Nanda harus sekolah di Jakarta, tempat Diana bekerja sebagai aparatur negeri sipil (ASN) di kementerian.
Selama dua kali lebaran pula mereka tak bisa bertatap muka. “Dua kali cuma video call. Kudu nangis rasanya waktu itu. Akhirnya setelah diperbolehkan, saya langsung beli tiket kereta api. Kebetulan jadwal libur suami juga barengan,” kata Diana yang baru tiba Sabtu (30/4).
AKRAB: Bagi sebagian besar perantau, mudik adalah momen yang ditunggu. (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
Momen hari raya Idul Fitri tahun 2022 menjadi momen yang paling dirindukan. Terutama bagi mereka yang bekerja merantau ke luar. Saat kebijakan larangan mudik sudah tidak ada lagi, seketika itu rindu akan kampung halaman langsung memuncak.
Tak sedikit dari mereka yang sudah jauh hari memesan tiket. Ada juga yang rela berkendara hingga ratusan kilometer. Semuanya kangen dengan suasana kampung halaman.
PASURUAN, Radar Bromo – “Assalamualaikum… Duhputuku wes gede (cucuku sudah besar),” kata Muharti sembari mencium Nanda, 9, cucu pertamanya. Di sebelahnya ada Diana, ibunda Nanda yang sibuk menurunkan koper. Begitu mendapat kesempatan, dia langsung mencium tangan dan pipi Muharti yang basah karena air mata.
Wajar saja Muharti berbahagia. Sudah hampir tiga tahun ini warga Jambangan, Kelurahan/Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan itu, tidak bertemu dengan cucunya yang ada di Jakarta. Nanda harus sekolah di Jakarta, tempat Diana bekerja sebagai aparatur negeri sipil (ASN) di kementerian.
Selama dua kali lebaran pula mereka tak bisa bertatap muka. “Dua kali cuma video call. Kudu nangis rasanya waktu itu. Akhirnya setelah diperbolehkan, saya langsung beli tiket kereta api. Kebetulan jadwal libur suami juga barengan,” kata Diana yang baru tiba Sabtu (30/4).
AKRAB: Bagi sebagian besar perantau, mudik adalah momen yang ditunggu. (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
Momen hari raya Idul Fitri tahun 2022 menjadi momen yang paling dirindukan. Terutama bagi mereka yang bekerja merantau ke luar. Saat kebijakan larangan mudik sudah tidak ada lagi, seketika itu rindu akan kampung halaman langsung memuncak.
Tak sedikit dari mereka yang sudah jauh hari memesan tiket. Ada juga yang rela berkendara hingga ratusan kilometer. Semuanya kangen dengan suasana kampung halaman.