KRAKSAAN, Radar Bromo– Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo terus bertambah. Saat Februari lalu angkanya masih tercatat 120 orang. Angka ini naik tinggi di bulan Maret karena tercatat penderita sudah tembus hingga 220 orang.
Jumlah tersebut memang tidak sebanyak jika dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Karena sepanjang 2019, lebih dari 400 penderita, itu dalam catatan 12 bulan. Namun jika tidak ditangani serius dan penuh perhatian, jumlah 220 selama Januari-Maret, berpotensi meningkat. Apalagi saat ini masih masuk penghujan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat penderita pada 2016 mencapai 487 orang dan meninggal 10 orang, 2017 menurun menjadi 241 dan meninggal 5, 2018 kembali menurun hanya menjadi 80 orang dan meninggal 4 orang.
Selanjutnya di 2019 jumlah penderita DBD mengalani peningkatan tajam. Yaitu angkanya menjadi 440 penderita dan meninggal 5 orang. Tahun ini, jumlahnya kembali turun menjadi 220 orang. Untuk korban meninggal tahun ini tidak ada.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Anang Budy Yoelijanto mengatakan, tahun ini penderita DBD masih tergolong tinggi. Namun, jika dibandingkan tahun sebelumnya angkanya menurun.
Menurutnya, masyarakat saat ini harus terus waspada. Selain juga waspada terhadap virus korona juga harus waspada terhadap DBD. Pasalnya, bulan-bulan ini masih turun hujan. Dimana, saat penghujan, ancaman penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk tersebut masih terus berlangsung.
“Kami harapkan masyarakat terus waspada. Budayakan hidup sehat. Hidup sehat ini banyak manfaatnya selain menjauhkan dari penyakit juga membuat hidup lebih nyaman, ” terangnya.
Sebelum merebaknya pandemi korona, pihaknya telah mengintruksikan kepada seluruh jajaran dibawah kedinasannya. Yaitu untuk melakukan penanganan dini. Diantaranya dibentuk gerakan jumantik. Tujuannya untuk membasmi jentik jentik nyamuk penyebab DBD.
“Kami masih fokus juga untuk penanganan DBD ini. Karena ini tidak bisa disepelekan. Harus ditangani betul, ” ungkapnya. (sid/fun)