27.5 C
Probolinggo
Saturday, March 25, 2023

Tolikani Kenalkan Bentuk-Ukuran Benda ke Balita dengan Dahan Pisang

HAMPIR 15 tahun Tolikani mengajar. Belasan tahun berinteraksi dengan anak didiknya membuat dia kenyang akan pengalaman. Perempuan yang saat ini mengajar di Kelompok Bermain PAUD Ibu Pertiwi, Dusun Kulak Selatan, Desa Wringinanom, Kecamatan Tongas ini memiliki karya tulis inovasi pembelajaran mengenal bentuk dan ukuran benda pada anak usia 3-4 tahun.

Inovasi ini dibuat bukan tanpa alasan. Karena kerap kali dia menemui siswa yang masih belum mengerti dan membedakan bentuk benda dan ukuran. Seperti panjang, pendek, besar, kecil, banyak dan sedikit. Sehingga dalam memberikan pengetahuan dasar tersebut harus diberikan secara sabar, telaten dan bertahap.

Dia memakai media dahan pisang (daping) yang dibentuk menyerupai benda. Bisa lingkaran atau segi empat. Dengan begitu anak-anak lebih mudah untuk memahami.

Baca Juga:  Veri Yuliandes Motivasi Siswa dengan Media Pembelajaran Berbeda

“Sebelumnya anak sulit menyebutkan bentuk dan ukuran benda. Namun sesudah menggunakan permainan daping, anak mampu menyebutkan bentuk dan ukuran benda,” kata guru yang berusia 40 tahun ini.

Saat memberikan pembelajaran pada anak didiknya, Tolikani kerap menemukan hambatan. Seperti ketika ada salah satu anak yang enggan dan tidak mau melakukan permainan daping. Sebab sebelumnya telah diambil duluan oleh temannya. Akhirnya ngambek dan tidak mau bermain. Tetapi setelah diberikan pengertian akhirnya mau bermain lagi dan membaur lagi dengan temannya.

Ia tidak menyangka akan menjadi salah satu nominator Guruku Hebat dan Berprestasi (GEBER). Sebab dirinya belum pernah mengikuti lomba. “Ketika seleksi saya tidak berharap untuk dikirim ke tingkat kabupaten karena saya merasa karya saya biasa-biasa saja,” ucapnya merendah.

Baca Juga:  Ayo Siap-siap Ikuti Suropati Race di Kota Pasuruan

Selama belasan tahun mengajar, banyak suka maupun dukanya yang dihadapi. Salah satunya jika menemui orang tua anak yang sulit untuk diajak kerja sama mengenai perkembangan putra putrinya. Apalagi saat menjumpai orang tua yang sudah keras kepala. Padahal apa yang dilakukan guru merupakan salah satu proses untuk membuat anak didik lebih berkembang.

HAMPIR 15 tahun Tolikani mengajar. Belasan tahun berinteraksi dengan anak didiknya membuat dia kenyang akan pengalaman. Perempuan yang saat ini mengajar di Kelompok Bermain PAUD Ibu Pertiwi, Dusun Kulak Selatan, Desa Wringinanom, Kecamatan Tongas ini memiliki karya tulis inovasi pembelajaran mengenal bentuk dan ukuran benda pada anak usia 3-4 tahun.

Inovasi ini dibuat bukan tanpa alasan. Karena kerap kali dia menemui siswa yang masih belum mengerti dan membedakan bentuk benda dan ukuran. Seperti panjang, pendek, besar, kecil, banyak dan sedikit. Sehingga dalam memberikan pengetahuan dasar tersebut harus diberikan secara sabar, telaten dan bertahap.

Dia memakai media dahan pisang (daping) yang dibentuk menyerupai benda. Bisa lingkaran atau segi empat. Dengan begitu anak-anak lebih mudah untuk memahami.

Baca Juga:  Eko Hadi Purwanto Terapkan Kegiatan Go Green Berbasis 3R

“Sebelumnya anak sulit menyebutkan bentuk dan ukuran benda. Namun sesudah menggunakan permainan daping, anak mampu menyebutkan bentuk dan ukuran benda,” kata guru yang berusia 40 tahun ini.

Saat memberikan pembelajaran pada anak didiknya, Tolikani kerap menemukan hambatan. Seperti ketika ada salah satu anak yang enggan dan tidak mau melakukan permainan daping. Sebab sebelumnya telah diambil duluan oleh temannya. Akhirnya ngambek dan tidak mau bermain. Tetapi setelah diberikan pengertian akhirnya mau bermain lagi dan membaur lagi dengan temannya.

Ia tidak menyangka akan menjadi salah satu nominator Guruku Hebat dan Berprestasi (GEBER). Sebab dirinya belum pernah mengikuti lomba. “Ketika seleksi saya tidak berharap untuk dikirim ke tingkat kabupaten karena saya merasa karya saya biasa-biasa saja,” ucapnya merendah.

Baca Juga:  RW V Kademangan Daftar Kampung Tematik, Ini yang Diusung

Selama belasan tahun mengajar, banyak suka maupun dukanya yang dihadapi. Salah satunya jika menemui orang tua anak yang sulit untuk diajak kerja sama mengenai perkembangan putra putrinya. Apalagi saat menjumpai orang tua yang sudah keras kepala. Padahal apa yang dilakukan guru merupakan salah satu proses untuk membuat anak didik lebih berkembang.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru