27 C
Probolinggo
Tuesday, March 21, 2023

Suliyanti Ciptakan APE dari Tutup Botol untuk Kenalkan Warna

MENGENALKAN warna pada anak gampang-gampang susah. Meskipun kesannya gampang, bisa susah bila medianya tidak tepat. Suliyanti pun menciptakan alat peraga edukasi (APE) dari tutup botol untuk mengenalkan warna pada anak. Dan cara itu terbukti efektif memotivasi anak untuk belajar warna.

Bagi Suliyanti, 41, perjalanan mengikuti seleksi Anugerah Pendidikan Tahun 2022 Guruku Hebat dan Berprestasi (Geber), bukan perkara mudah. Suliyanti sempat ragu karena peserta lain menurutnya rata-rata guru yang hebat. Mereka juga sangat bersemangat mengikuti seleksi.

Apalagi, guru di TP Tunas Bangsa, Desa Lambangkuning, Kecamatan Lumbang, itu belum pernah mengikuti lomba serupa sebelumnya. Praktis, itu merupakan lomba pertamanya. Karena itu, dia harus meraba-raba seperti apa lomba tersebut.

Baca Juga:  Nita Irawati Ajari Siswa Buat Makanan Tradisional Sehat melalui Cooking Class

Namun, pengalamannya mengajar selama 13 tahun 6 bulan membuatnya percaya diri. Dia pun mulai mengikuti seleksi tingkat kecamatan. Tak disangka, guru kelas Kelompok A itu lolos. Dia pun mengikuti seleksi lanjutan di tingkat kabupaten. Dan Suliyanti berhasil menembus nomine atau 40 peserta terbaik. Dia menjadi salah satu dari 10 peserta terbaik di tingkat PAUD.

Keberhasilannya masuk nomine tidak lepas dari inovasi yang dibuatnya. Dia membuat APE yang terbuat dari bahan bekas, yaitu kardus dan botol bekas. APE berjudul,” BERMAIN MEDIA TUTUP BOTOL DALAM MENGENALKAN WARNA PADA ANAK USIA 2-3” itu jadi alat peraga untuk mengenalkan warna pada siswa.

“Saya membuat inovasi ini dengan pertimbangan, bisa meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak PAUD. Di antaranya dengan menggunakan APE ini, pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi pada pengembangan seni ini diharapkan mampu meningkatkan kreativitas anak,” terangnya.

Baca Juga:  Minta Juara Guruku Hebat Berprestasi Probolinggo Tularkan Inovasi

Tidak sekadar karya. Inovasi itu diterapkannya di sekolah. Sebelum menggunakan APE itu, Suliyanti hanya mengenalkan warna menggunakan sebuah kertas origami. Cara itu menurutnya memang bisa diterima anak-anak. Namun, kurang efektif.

MENGENALKAN warna pada anak gampang-gampang susah. Meskipun kesannya gampang, bisa susah bila medianya tidak tepat. Suliyanti pun menciptakan alat peraga edukasi (APE) dari tutup botol untuk mengenalkan warna pada anak. Dan cara itu terbukti efektif memotivasi anak untuk belajar warna.

Bagi Suliyanti, 41, perjalanan mengikuti seleksi Anugerah Pendidikan Tahun 2022 Guruku Hebat dan Berprestasi (Geber), bukan perkara mudah. Suliyanti sempat ragu karena peserta lain menurutnya rata-rata guru yang hebat. Mereka juga sangat bersemangat mengikuti seleksi.

Apalagi, guru di TP Tunas Bangsa, Desa Lambangkuning, Kecamatan Lumbang, itu belum pernah mengikuti lomba serupa sebelumnya. Praktis, itu merupakan lomba pertamanya. Karena itu, dia harus meraba-raba seperti apa lomba tersebut.

Baca Juga:  Manfaatkan Limbah Dapur Jadi Media Pembelajaran Anis Sulalah

Namun, pengalamannya mengajar selama 13 tahun 6 bulan membuatnya percaya diri. Dia pun mulai mengikuti seleksi tingkat kecamatan. Tak disangka, guru kelas Kelompok A itu lolos. Dia pun mengikuti seleksi lanjutan di tingkat kabupaten. Dan Suliyanti berhasil menembus nomine atau 40 peserta terbaik. Dia menjadi salah satu dari 10 peserta terbaik di tingkat PAUD.

Keberhasilannya masuk nomine tidak lepas dari inovasi yang dibuatnya. Dia membuat APE yang terbuat dari bahan bekas, yaitu kardus dan botol bekas. APE berjudul,” BERMAIN MEDIA TUTUP BOTOL DALAM MENGENALKAN WARNA PADA ANAK USIA 2-3” itu jadi alat peraga untuk mengenalkan warna pada siswa.

“Saya membuat inovasi ini dengan pertimbangan, bisa meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak PAUD. Di antaranya dengan menggunakan APE ini, pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi pada pengembangan seni ini diharapkan mampu meningkatkan kreativitas anak,” terangnya.

Baca Juga:  Masih Banyak Toilet Kantor yang Belum Bersih

Tidak sekadar karya. Inovasi itu diterapkannya di sekolah. Sebelum menggunakan APE itu, Suliyanti hanya mengenalkan warna menggunakan sebuah kertas origami. Cara itu menurutnya memang bisa diterima anak-anak. Namun, kurang efektif.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru