NURUL Yuli Wahyuni menjadi salah satu dari 40 nominator GEBER. Diferensiasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam Menumbuhkan Bakat Minat Anak adalah judul karya tulis perempuan kelahiran 21 Juli 1990 itu. Karya ini dipilih untuk memberikan wacana baru, sehingga dapat menumbuhkan bakat dan minat anak.
Pandemi Covid-19 menimbulkan kesejangan pada pola belajar anak. Hal itu, disebabkan diterapkannya pembelajaran jarak jauh. Imbasnya, menurunnya kondisi fisik maupun psikis yang membuat loss learning anak. Nurul Yuli Wahyuni, berusaha mengatasinya dengan inovasi pembelajaran baru.
Namanya Diferensiasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam Menumbuhkan Bakat Minat Anak. Inovasi yang dibuat guru di Kelompok Bermain (KB) Miftahul Ulum, Desa/Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo ini, juga berhasil masuk nominasi 40 besar Anugerah Pendidikan Guruku Hebat dan Berprestasi (Geber), gelaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Probolinggo.
Nurul -panggilannya- mengatakan, sebelum menggunakan inovasi pembelajaran tersebut, anak-anak cenderung sering melamun, mengantuk, bosan dan minta ingin segera pulang. Sebab, monoton dan membuat anak-anak merasa didiskriminasi. “Jadi semacam kemauan guru, bukan mengacu kepada kemampuan anak,” ujar guru lulusan S2 Manajemen Pendidikan itu.
Ia mengatakan, inovasi yang diterapkannya tersebut, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta minat para anak didik yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar. Anak juga akan lebih semangat dan aktif dalam berperan. Serta, bisa mengikuti proses perubahan belajar ke arah yang positif.
“Seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, nilai sikap, minat, apresiasi, kemampuan berpikir logis dan kritis, serta kemampuan interaktif. Semoga dengan adanya inovasi ini bisa memberikan manfaat bagi anak didik, dan bisa meningkatkan bakat dan minat mereka,” katanya.