BERBAGAI inovasi dilakukan oleh guru, agar materi pembelajaran dapat diterima dan dipahami oleh anak didik. Nikmatul Azizah salah satunya. Guru yang mengajar di TP Matahari, Kecamatan Tongas ini berupaya meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak didiknya dengan media Buka Tutup Huruf (BUTUH).
Media ini menggunakan lima buah toples. Di dalam toples ini berisi huruf vokal. Ketika guru menyebutkan satu huruf vokal, anak didik nanti akan mengambil dalam toples tersebut. Cara ini dipilih dengan pertimbangan agar anak didik mampu mengenal huruf vokal lebih cepat. Dengan teknik belajar sambil bermain.
“Dengan media ini anak didik dapat menerima pelajaran dengan menarik dan tidak membosankan,” kata Nikmatul Azizah.
Cara ini rupanya cukup efektif. Sebelum menggunakan media BUTUH, anak–anak kurang tertarik dengan belajar huruf. Mereka tidak fokus dan cenderung memilih mainan lain. Tetapi setelah menggunakan media ini, anak-anak lebih tertarik untuk belajar. Apalagi jika ditambah dengan variasi warna yang menarik. Semakin menggugah rasa ingin tahu huruf apa yang ada di dalam toples.
Dalam menerapkan media BUTUH ini, ada kendala yang dihadapi. Misalnya seperti saat anak-anak terlalu bersemangat, sehingga berebut ingin membuka toples. Guru harus mampu menenangkan dan mengatur murid. Dalam media pembelajaran ini juga terselip pembelajaran menerapkan disiplin antre pada anak didik.
Guru yang sudah mengabdi 15 tahun ini menjelaskan, kariernya sebagai guru diawali sebagai kader posyandu. Kegiatan tersebut meningkat menjadi Taman Posyandu dengan bimbingan UNICEF. Awal mengajar di teras rumah penduduk sekitar. Kemudian pada tahun 2015 memiliki ruang kelas di Desa Tambakrejo, Kecamatan Tongas sampai sekarang.