KRAKSAAN, Radar Bromo – Sejumlah inovasi menarik muncul saat babak paparan dan evaluasi hari kedua dalam Lomba Inovasi Daerah (Inoda) Kabupaten Probolinggo tahun 2022. Di antaranya, dari Kecamatan Pakuniran dan Wonomerto.
Dari Kecamatan Pakuniran, Slamet Riyadi dan Siti Nur Seha membuktikan bahwa limbah minyak goreng atau jelantah bisa diolah lagi. Bahkan, tanpa menghasilkan limbah turunan sama sekali alias zero limbah.
Inovasi yang diberi jurul We-Lab (waste to energy lab) itu berhasil mengolah jelantah menjadi dua produk baru. Yang pertama menjadi bahan bakar padat. Lalu, sisa limbah dari pembuatan bahan bakar padat ini diolah menjadi sabun batangan.
“Sabun batangan ini bisa dipakai untuk cuci tangan, juga untuk mencuci piring. Kami sementara waktu tidak menambah minyak esensial pada sabun. Selanjutnya, bisa ditambah minyak esensial agar wangi,” terangnya.
Yang menarik, inovasi Seha (panggilannya) dan suaminya itu sudah dimanfaatkan oleh semua warga di dusun tempat mereka tinggal dengan cara barter. Warga, menurut Seha, menyerahkan jelantah padanya. Lalu, dia mengolah jelantah itu menjadi bahan bakar padat dan sabun batangan.
“Selanjutnya, kalau sudah jadi, kami kembalikan pada warga tadi. Setiap satu liter jelantah dibarter dengan tiga sabun batangan,” tuturnya.
Dari inovasinya itu, menurut Slamet Riyadi, tidak ada limbah sisa yang dihasilkan. Sabun batangan habis dipakai. Sementara bahan bakar padat juga habis saat dibakar.