24.3 C
Probolinggo
Thursday, June 1, 2023

Juri Bingung Tentukan Pemenang dan Debat soal Karya

PASURUAN, Radar Bromo- Lomba kebersihan kantor memasuki babak akhir. Kemarin (17/2) hasil kunjungan selama empat hari dilakukan skoring untuk menentukan juara. Di babak ini dewan juri harus berdebat dan mempertahankan argumennya.

Tahap skoring digelar dua sesi di ruang rapt dinas lingkungan hidup dan pertamanan (DLHKP) di kompleks perkantoran pemkot. Sesi pertama skoring dilakukan untuk lomba kebersihan kantor perangkat daerah dan kelurahan. Sesi kedua adalah penilaian karya daur ulang sampah dari masing-masing kelurahan.

Imron Rosidi melihat karya para peserta. (Foto: Fandi Armanto/Jawa Pos Radar Bromo)

Di sesi kedua inilah juri harus berdebat selama penilaian. Maklum, ada poin-poin yang menjadi acuan. Misalnya, karya daur ulang  harus dibuat dari bahan yang memang berasal dari sampah. Namun karya harus tetap memiliki nilai manfaat. Ini pula yang membuat dewan juri kebingungan untuk menentukan nominator.

Baca Juga:  Hidayati Kenalkan Warna dengan Alat Peraga Air Terjun Pelangi

Seluruh karya yang disetor syaratnya harus dibuat dari bahan daur ulang. “Tapi bahan paling baik, harus berasal dari sampah yang benar-benar sering ditemui. Misalnya seperti sedotan plastik,” beber Any Wulandari, juri dari unsur DLLHKP.

Karya daur ulang dari bahan ini seperti yang dibuat oleh Kelurahan Sekargadung. Dan Karangketug Sampah sedotan dirakit menjadi tas cantik dan tempat tisu. “Bahannya gampang, tapi prosesnya memang rumit,” beber Imron Rosidi, kata juri dari unsur guru seni.

PASURUAN, Radar Bromo- Lomba kebersihan kantor memasuki babak akhir. Kemarin (17/2) hasil kunjungan selama empat hari dilakukan skoring untuk menentukan juara. Di babak ini dewan juri harus berdebat dan mempertahankan argumennya.

Tahap skoring digelar dua sesi di ruang rapt dinas lingkungan hidup dan pertamanan (DLHKP) di kompleks perkantoran pemkot. Sesi pertama skoring dilakukan untuk lomba kebersihan kantor perangkat daerah dan kelurahan. Sesi kedua adalah penilaian karya daur ulang sampah dari masing-masing kelurahan.

Imron Rosidi melihat karya para peserta. (Foto: Fandi Armanto/Jawa Pos Radar Bromo)

Di sesi kedua inilah juri harus berdebat selama penilaian. Maklum, ada poin-poin yang menjadi acuan. Misalnya, karya daur ulang  harus dibuat dari bahan yang memang berasal dari sampah. Namun karya harus tetap memiliki nilai manfaat. Ini pula yang membuat dewan juri kebingungan untuk menentukan nominator.

Baca Juga:  Perumahan di Bakalan Ini Produksi Pupuk Cair dari Sampah Organik

Seluruh karya yang disetor syaratnya harus dibuat dari bahan daur ulang. “Tapi bahan paling baik, harus berasal dari sampah yang benar-benar sering ditemui. Misalnya seperti sedotan plastik,” beber Any Wulandari, juri dari unsur DLLHKP.

Karya daur ulang dari bahan ini seperti yang dibuat oleh Kelurahan Sekargadung. Dan Karangketug Sampah sedotan dirakit menjadi tas cantik dan tempat tisu. “Bahannya gampang, tapi prosesnya memang rumit,” beber Imron Rosidi, kata juri dari unsur guru seni.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru