DRINGU, Radar Bromo – Sama seperti tahun lalu, program pemerintah berupa Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kuotanya tak terbatas. Namun saban tahun peminatnya selalu minim. Padahal, program ini sangat membantu para petani ketika lahan pertaniannya gagal panen.
Kepala Bidang Pelaksana Penyuluhan dan Bina Usaha Tani Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya dalam mendongkrak minat para petani untuk terdaftar AUTP. Namun setiap tahun lahan yang terdaftar masih sedikit.
“Tahun ini kuotanya tidak terbatas. Jadi, untuk lahan yang hendak didaftarkan AUTP tidak terbatas. Misalnya 1.000 hektare, bisa. Namun, lagi-lagi pemintanya sulit, sehingga kami juga sulit untuk menentukan target luas lahan pada AUTP,” ujarnya.
Tahun lalu, lahan yang terdaftar pada AUTP hanya sekitar 30 hektare. Arif mengatakan, minimnya klaim yang dilakukan para petani yang menjadi salah satu faktor para petani enggan mendaftarkan lahan pertaniannya.
“Para petani masih belum menikmati manfaat AUTP, sehingga banyak yang merasa tidak butuh. Padahal, saat lahan pertaniannya terdampak bencana, kerugiannya akan diganti. Nominalnya sesuai dengan luas lahan yang terdaftar AUTP,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, Arif mengatakan, lahan yang hendak didaftarkan AUTP sangat mudah. Memang ada persyaratan yang harus dipenuhi. Namun saat ini sudah mulai dipermudah.
“Sudah dipermudah, jadi jika petani luas lahannya tidak tercapai, bisa digabung dengan petani lainnya. Sehingga, syarat luas lahannya tercapai. Nantinya untuk pendaftarannya dapat melalui kelompok tani di masing-masing wilayah,” ujarnya. (mu/rud)