PASURUAN, Radar Bromo – Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pasuruan terpilih, Saifullah Yusuf dan Adi Wibowo bakal dilantik pada 25 atau 26 Februari nanti. Keduanya pun memastikan akan bekerja keras mewujudkan gagasan besar Pasuruan Kota Madinah.
Setumpuk pekerjaan rumah (PR) pun sudah menanti. Untuk itu, Gus Ipul dan Mas Adi -panggilan keduanya- akan mengawali langkahnya dari titik nol.
Gus Ipul mengatakan, segala program pemerintah saat ini harus memiliki kontribusi besar dalam penanganan Covid-19. Sebab di era pandemi, pelayanan kesehatan menjadi fokus utama. Dia menilai, perlu upaya strategis dan taktis agar masyarakat bisa merasakan manfaat setiap program pemerintah.
“Terutama pelayanan kesehatan. Sebab, survei 70 persen masyarakat kita kecewa dengan pelayanan RSUD. Jadi harus segera dibenahi agar masyarakat bisa terlayani dengan baik. Mulai dari sisi manajerial, teknologi, dan SDM,” kata Gus Ipul kepada Jawa Pos Radar Bromo, Rabu (22/2).
Dia juga menegaskan bakal memperkuat sinergi dengan kepolisian dan TNI untuk menerapkan PPKM skala mikro yang sedang berjalan saat ini. Harapannya, jika kebijakan itu diterapkan dengan tepat, maka penyebaran virus korona dapat dikendalikan.
Di sisi lain, Gus Ipul akan mengajak seluruh ASN untuk aktif berpartisipasi dalam upaya pencegahan virus korona.
“Kami sudah menyiapkan gerakan caring bagi ASN untuk menguatkan imun. Gerakan ini akan dilakukan setiap hari, ASN harus menjadi contoh bagi masyarakat,” jelasnya.
Keterlibatan masyarakat untuk ikut dalam pencegahan Covid-19 itu, dinilai sangat penting. Karena pengendalian virus korona akan berimbas pada aspek lain. Seperti aspek pendidikan.
Di mana saat ini pembelajaran di lembaga pendidikan formal masih menerapkan virtual daring. Dikhawatirkan, kondisi itu justru berimbas pada lemahnya pemenuhan hak dasar masyarakat di bidang pendidikan.
“Bukan hanya kasihan muridnya, tetapi orang tua dan guru juga. Makanya pengendalian Covid-19 ini perlu dimaksimalkan agar pendidikan bisa berjalan baik, ekonomi masyarakat juga bergerak,” beber Gus Ipul.
Dia juga menguraikan sejumlah fakta mengenai Kota Pasuruan saat ini yang disebutnya sebagai titik nol untuk mewujudkan gagasan Pasuruan Kota Madinah. Antara lain keterbatasan APBD. Kekuatan APBD Kota Pasuruan yang terus menurun dari tahun ke tahun kini menjadi persoalan serius. Sedangkan Silpa membengkak hingga sekitar Rp 250 miliar.
Selain itu, Kota Pasuruan juga mendapatkan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) selama dua tahun terakhir. “Mungkin sebagian orang menganggap (predikat) ini tidak penting. Tapi ini berimbas pada tidak adanya Dana Insentif Daerah (DID) untuk Kota Pasuruan. Dan faktanya, banyak temuan-temuan BPK yang akhirnya masuk ke ranah KPK dan Kejaksaan,” ujarnya.
Pihaknya akan berupaya agar tata kelola keuangan daerah bisa lebih baik. Sehingga, Kota Pasuruan bisa kembali meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Gus Ipul juga menyebut, pihaknya perlu mendorong motivasi ASN yang kini seolah kehilangan kepercayaan diri.
“Penting juga untuk terus memompa semangat ASN agar bisa terus berinovasi dan bekerja secara kreatif, tapi tetap sesuai dengan aturan,” pungkasnya. (tom/hn/fun)