PANDAAN, Radar Bromo – Hujan lebat yang turun di Kecamatan Pandaan dan sekitarnya, Jumat (22/1) mengakibatkan jembatan ambrol. Ambrolnya jembatan itu baru diketahui warga, Sabtu (23/1) pagi.
Jembatan yang ambrol itu berada di Dusun Kesemi, Desa Sebani, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Jembatan ini juga menghubungkan Desa Sebani dengan Kelurahan Kebonwaris, Kecamatan Pandaan. Diperkirakan, jembatan ambrol pada Jumat malam. Sebab, sejak Jumat sore turun hujan dengan intensitas yang lebat.
“Kami perkirakan kejadiannya Jumat malam setelah hujan lebat,” kata Kepala Desa Sebani, Saiful Bahri.
Jembatan itu sudah bertahun-tahun dibangun. Selama itu pula, jembatan belum pernah direhabilitasi. Setiap hari warga lalu lalang di jembatan ini. Sebab, jembatan ini jalan menuju ke Puskesmas Pandaan.
“Yang ambrol hanya di bagian samping, tetapi kondisinya mengkhawatirkan bagi warga yang melintas,” tambah Saiful.
Warga pun akhirnya memasang beberapa batang pohon tepat di tepi jembatan yang ambrol. Tujuannya sebagai penanda agar warga yang melintas lebih berhati-hati. Sebab, tepi jembatan yang ambrol memiliki kedalaman sekitar 4 meter ke dasar sungai. Sedangkan lebar jembatannya sekitar 2 meter.
“Untuk sementara mobil tidak bisa melintas. Jadi lewat jalan alternatif di Dusun Clumprit. Tapi jarak tempuhnya lebih jauh, sekitar 2 kilometer,” beber Saiful.
Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Camat Pandaan dan Dinas PU Bina Marga. Ia berharap jembatan segera diperbaiki. Sehingga, akses penghubung antar desa itu kembali normal.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Ridwan Harris mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut. Setelah ada laporan dari Camat Pandaan, pihaknya langsung mengerahkan tim untuk menuju ke lokasi. “Kami beri tanda agar warga tidak melintas di jembatan yang ambrol itu,” jelasnya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan perbaikan jembatan. Menurutnya, jembatan ambrol itu bukan hanya dikarenakan faktor cuaca. Penyebab lain karena, struktur bangunan jembatan yang sudah tua.
“Setelah kami cek ke lokasi, ada dua faktor itu yang jadi penyebab. Bencana alam dan struktur bangunan tua,” bebernya. (tom/hn)