GONDANGWETAN, Radar Bromo– Hasim, pemilik rumah yang meledak karena bondet pada Senin (17/10) tak kunjung pulang ke rumahnya. Bahkan, walaupun istrinya meninggal Selasa (18/10) malam. Hasim pun tak datang ke pemakaman istrinya Rabu (19/10).
Polres Pasuruan Kota sejauh ini masih melacak keberadaan Haji Hasim, panggilannya. Sejak ledakan dahsyat yang terjadi di rumahnya, ia tak menampakkan batang hidungnya. Memang, dia sempat mengantar istrinya ke rumah sakit. Tapi kemudian pulang dan tidak diketahui ada di mana.
Meski demikian, hal itu tidak menghambat penyelidikan yang dilakukan Polres Pasuruan Kota. Buktinya, Hasim ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ledakan bom ikan itu.
Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota AKP Bima Sakti mengatakan, Hasim diduga kuat membuat sendiri bom ikan yang meledak dan menewaskan istrinya itu. Karena itu, dia ditetapkan sebagai tersangka.
“Statusnya sudah kami naikkan menjadi tersangka,” katanya saat dikonfirmasi.
Pihaknya sendiri sampai saat ini belum berhasil menemukan keberadaan lelaki kelahiran Makassar itu. Hasim kabur setelah rumahnya meledak.
Hasim, menurut Bima, sempat tinggal di Kelurahan Ngemplakrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, sebelum pindah ke Desa Bajangan, Gondangwetan. Dia diperkirakan tinggal di Bajangan sekitar 20 tahunan.
Lantas adalah keterkaitan ledakan di rumah Hasim dengan ledakan-ledakan sebelumnya di Pasuruan? Bima mengaku masih mendalami.
Berdasarkan informasi yang didapatkannya, Hasim diduga merupakan ayah dari Nadzir. Tersangka dalam kasus ledakan di daerah Wironini, Kecamatan Purworejo pada 2007.
“Kayaknya begitu. Tapi, kami masih melakukan pedalaman lagi. Apakah tersangka ini ada kaitannya dengan kasus sebelumnya,” tandasnya.
Yang jelas, kata Bima, tersangka diduga membuat sendiri bom ikan yang ada di rumahnya dan akhirnya meledak. Ini berdasarkan sejumlah temuan di lokasi kejadian.
Petugas menemukan beberapa barang yang merupakan bahan dasar untuk membuat bom ikan. Dan, itu dijualnya di sekitar Pasuruan. “Jaringan Pasuruan. Jadi, setelah dibuat, dijual kepada nelayan. Ya, di Pasuruan sendiri saja,” tandasnya.
Kades Bajangan Imrom mengaku tidak begitu mengetahui pembuatan bom ikan di rumah Hasim. Sepengetahuannya, Hasim adalah petani. Bahkan, ia kerap kali menyewa tanah milik masyarakat untuk bercocok tanam. Sementara istrinya yang meninggal itu adalah tukang jahit.
“Kurang tahu saya. Kalau di sini ya sudah 20 tahunan. Dan dia ya petani. Kalau soal buat bom ikan itu saya nggak tahu,” tuturnya. (sid/hn)