Setiap orang punya selera berbeda. Baik tua maupun muda. Dan, itu sangat manusiawi. Tidak ada yang salah dengan selera. Karena, manusia diciptakan berbeda-beda. Setiap orang berhak atas hasrat menyukai apa pun yang menarik baginya.
Disadari atau tidak, hampir setiap keputusan yang kita ambil sehari-hari dikendalikan oleh selera kita. Mulai hal-hal mendasar, seperti memilih gaya rambut, makanan favorit, sepatu, dan lain-lain. Bahkan, hal-hal yang rumit, semisal memilih pasangan hidup. Ya, itu semua selera. Dan, setiap orang berhak punya selera.
Lantas, bagaimana dengan selera masing-masing orang terhadap hasil suatu karya desain? Tentu saja sama sobat. Dalam desain grafis pun setiap orang punya selera masing-masing.
Contoh kecil saja. Berbeda orang, berbeda pula warna favoritnya. Ada yang suka warna merah, biru, dan sebagainya. Belum lagi jika bicara masalah seberapa besar kadar kesukaan orang terhadap warna favoritnya.
Bisa jadi, ada yang biasa saja. Bisa jadi, ada yang cukup fanatik. Sampai-sampai segala macam aksesori mengandung unsur warna yang disukai. Pakaian yang dikenakan sampai kamar tidur.
Itu baru soal warna. Belum lagi kita membahas keseluruhan elemen-elemen lain yang terkandung dalam desain grafis. Pasti kita akan menemukan lebih banyak perbedaan lagi.
Pada sebagian rekrutmen karyawan desain, faktor selera menjadi formula yang utama untuk menyeleksi calon pegawai. Tidak jarang, hal-hal yang tidak ada hubungannya dalam dunia desain menjadi pertanyaan utama. Misalnya, apa warna favorit. Jenis sepatu apa yang paling disukai. Brand baju apa yang menjadi kegemaran.