MENJADI abdi negara adalah cita-cita kebanyakan orang. Apalagi abdi negara sebagai aparat keamanan. Tapi tidak dengan Nindi (nama samaran). Wanita yang kini sudah kepala empat itu tak menyesal saat memutuskan berhenti dan keluar dari satuannya di TNI.
Justru Nindi merasa lebih tenang dan happy. Dia tak lagi harus mentaati perintah atasan. Bangun dan apel pagi. Hidupnya tak lagi diatur-atur dan dia merasa lebih tenang. Dia memilih untuk kabur dari barak.
Semenjak itu, berbagai pekerjaan dilakoninya. Maklum saat itu dia masih belum berumah tangga. Apapun yang bisa jadi duit, dia jalani. Asalkan itu tak melanggar hukum. “Yang pasti tak lebih nyaman daripada hidup di barak,” kata Nindi.
Nindi pernah menjadi makelar berbagai barang yang dibutuhkan orang. Palu gada. Apa lu minta gue ada. Entah itu barang maupun jasa.
Kehidupan yang serba tidak pasti ini, sudah dilakoninya bertahun-tahun lamanya. Meski luntang lantung, Nindi merasa bahagia menjalaninya daripada di barak. Sebab saat hidup di barak, Nindi mengaku tak mampu.
Kisah Nindi yang sempat mencicipi diri sebagai abdi negeri ini, tak lepas dari sosok ayahnya yang seorang purnawirawan TNI. Didikan kerasnya, ”menyeret” dia untuk mengikuti jejaknya. Bukan hanya Nindi. Tetapi, lima saudaranya yang lain, juga menjadi abdi bagi negeri ini.
“Tapi, di antara mereka, aku memang yang paling bandel. Meski perempuan, aku kerap membuat orang tua kesal,” kenang perempuan yang kini memiliki tiga anak tersebut.