27 C
Probolinggo
Tuesday, March 21, 2023

Dijodohkan dengan Sepupu Sendiri, Pernikahan Penuh Pura-pura

Bukan hanya Sisi Nurbaya yang dijodohkan. Syafira (bukan nama sebenarnya), seorang gadis asal Kabupaten Probolinggo, juga mengalaminya. Ia dijodohkan orang tuanya dengan saudara sepupunya, Subroto (juga bukan nama sebenarnya).

——————————————————————————————————

BIDUK rumah tangga pasutri Subroto-Syafira banyak menemui rintangan. Saudara sepupu yang akhirnya dihalalkan melalui akad nikah ini harus menjalani rumah tangga dengan penuh pura-pura.

Syafira selalu berpikir pernikahannya tidak akan harmonis. Ia mengaku tidak ada kecocokan dengan suaminya. Namun, keputusan kedua orang tua pasutri ini tidak bisa dibantah. Pernikahan sepupu ini pun terjadi.

Syafira menikah dengan Subroto sudah lama. Sejak 1989. Keduanya keturunan tuan tanah, kaya. Memiliki lahan sawah berhektare-hektare. Mendapat warisan dari sang kakek yang seorang pebisnis tebu. Kekayaannya menurun kepada orang tua Subroto dan Syafira.

Baca Juga:  Dua Kali Menjanda, Suami Terakhir Brondong yang Nikah Lagi saat jadi TKW

Ternyata, pernikahan sepupu ini bagian dari rencana sang kakek. Alasannya, nasab keturunannya jelas. Sama-sama keturunan dari keluarganya. Keluarga ini merupakan keluarga yang takdim terhadap orang tua. Keputusan orang tua selalu yang terbaik. Orang tua Subroto dan Syafira juga tak bisa membantah orang tuanya.

Syafira berusaha menentang. Menurutnya, mendapatkan suami dari luar keluarganya akan menambah banyak saudara. Yang terpenting adalah kecocokan dari kedua calon pasangan. Namun, alasan ini hanya ada di angan-angan. Pada akhirnya, ia tetap harus patuh kepada keputusan orang tuanya.

Memang tidak ada rasa cinta, Syafira mengaku tidak bisa menerima Subroto sebagai suaminya. Di benaknya hanya ada saudara. Karena itu, meski sudah halal dan jelas berpahala, pasangan suami istri sangat jarang melakukan hubungan intim layaknya suami istri. 

Baca Juga:  Akibat Teler Tenggak Miras Aku Kencani Waria

Bukan hanya Sisi Nurbaya yang dijodohkan. Syafira (bukan nama sebenarnya), seorang gadis asal Kabupaten Probolinggo, juga mengalaminya. Ia dijodohkan orang tuanya dengan saudara sepupunya, Subroto (juga bukan nama sebenarnya).

——————————————————————————————————

BIDUK rumah tangga pasutri Subroto-Syafira banyak menemui rintangan. Saudara sepupu yang akhirnya dihalalkan melalui akad nikah ini harus menjalani rumah tangga dengan penuh pura-pura.

Syafira selalu berpikir pernikahannya tidak akan harmonis. Ia mengaku tidak ada kecocokan dengan suaminya. Namun, keputusan kedua orang tua pasutri ini tidak bisa dibantah. Pernikahan sepupu ini pun terjadi.

Syafira menikah dengan Subroto sudah lama. Sejak 1989. Keduanya keturunan tuan tanah, kaya. Memiliki lahan sawah berhektare-hektare. Mendapat warisan dari sang kakek yang seorang pebisnis tebu. Kekayaannya menurun kepada orang tua Subroto dan Syafira.

Baca Juga:  Mahfud Sholeh Timba Ilmu di Enam Pesantren demi Hafal Alquran

Ternyata, pernikahan sepupu ini bagian dari rencana sang kakek. Alasannya, nasab keturunannya jelas. Sama-sama keturunan dari keluarganya. Keluarga ini merupakan keluarga yang takdim terhadap orang tua. Keputusan orang tua selalu yang terbaik. Orang tua Subroto dan Syafira juga tak bisa membantah orang tuanya.

Syafira berusaha menentang. Menurutnya, mendapatkan suami dari luar keluarganya akan menambah banyak saudara. Yang terpenting adalah kecocokan dari kedua calon pasangan. Namun, alasan ini hanya ada di angan-angan. Pada akhirnya, ia tetap harus patuh kepada keputusan orang tuanya.

Memang tidak ada rasa cinta, Syafira mengaku tidak bisa menerima Subroto sebagai suaminya. Di benaknya hanya ada saudara. Karena itu, meski sudah halal dan jelas berpahala, pasangan suami istri sangat jarang melakukan hubungan intim layaknya suami istri. 

Baca Juga:  Akibat Teler Tenggak Miras Aku Kencani Waria

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru