27.2 C
Probolinggo
Sunday, April 2, 2023

Rumah Tangga Pisah karena Beda Dukungan di Pilkades 

Faktor perceraian kerapkali akibat faktor ekonomi atau adanya orang ketiga. Tetapi di Desa Lewayan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, ada pasangan suami istri yang harus berpisah lantaran beda pilihan saat pilkades.

——————————————————————————————————

PERPISAHAN itu dialami Deni (nama samaran) dengan istrinya yang sebut saja namanya Qori. Pernikahan mereka sejatinya adem ayem. Deni sangat mencintai Qori dan begitupun sebaliknya.

Hingga pada tahun 2022 lalu, di desa asal mereka di Laweyan, digelar pesta demokrasi untuk memilih kepala desa. Saat itu, politik di Desa Laweyan sedang memanas. Masyarakat sudah terpecah dan saling punya dukungan. Begitupula keluarga kedua Deni dan Qori.

Semula Deni dan Qori tak terlalu pedulu dengan pilkades. Keduanya fokus membesarkan buah hati mereka yang saat itu masih berusia 3 tahun. Kehidupan rumah tangga Deni dan Qori juga harmonis. Deni berjuang mencari nafkah, dan Qori mengasuh sembari mengurus rumah tangga. 

Baca Juga:  Mbah Buyut Pejuang Veteran yang Pernah Jadi Mata-mata Cilik

Tapi entah kenapa, saat pilkades digelar, keluarga ini mulai ada perbedaan. Saat itu Deni diimbau untuk memilih calon kades yang diperjuangkan keluarga sang istri. Dia dipaksa, lantaran Deni tinggal di rumah istri.

Namun dia tidak sreg. Deni justru terpikat dengan calon lawan yang didukung keluarganya. Semenjak itu Deni kerap menentang perintah mertuanya. Sehingga Deni saat itu mulai diasingkan oleh pihak keluarga sang istri. Tidak disapa bahkan sering dirasani.

Meski begitu, demi anak Deni tetap bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Namun makin hari Deni kerap mendengar ocehan, yang baginya nyelekit di hati. “Waktu itu, kami tetap menjalani sebuah rumah tangga yang saya bangun, meski ada percikan provokasi di dalam rumah,” ujar Deni.

Baca Juga:  Mau Jadi Dewan, Rela Berendam, Malah Sakit-sakitan dan Gagal Melenggang

Faktor perceraian kerapkali akibat faktor ekonomi atau adanya orang ketiga. Tetapi di Desa Lewayan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, ada pasangan suami istri yang harus berpisah lantaran beda pilihan saat pilkades.

——————————————————————————————————

PERPISAHAN itu dialami Deni (nama samaran) dengan istrinya yang sebut saja namanya Qori. Pernikahan mereka sejatinya adem ayem. Deni sangat mencintai Qori dan begitupun sebaliknya.

Hingga pada tahun 2022 lalu, di desa asal mereka di Laweyan, digelar pesta demokrasi untuk memilih kepala desa. Saat itu, politik di Desa Laweyan sedang memanas. Masyarakat sudah terpecah dan saling punya dukungan. Begitupula keluarga kedua Deni dan Qori.

Semula Deni dan Qori tak terlalu pedulu dengan pilkades. Keduanya fokus membesarkan buah hati mereka yang saat itu masih berusia 3 tahun. Kehidupan rumah tangga Deni dan Qori juga harmonis. Deni berjuang mencari nafkah, dan Qori mengasuh sembari mengurus rumah tangga. 

Baca Juga:  Keluar Penjara Malah Dituding jadi Mata-mata Polisi

Tapi entah kenapa, saat pilkades digelar, keluarga ini mulai ada perbedaan. Saat itu Deni diimbau untuk memilih calon kades yang diperjuangkan keluarga sang istri. Dia dipaksa, lantaran Deni tinggal di rumah istri.

Namun dia tidak sreg. Deni justru terpikat dengan calon lawan yang didukung keluarganya. Semenjak itu Deni kerap menentang perintah mertuanya. Sehingga Deni saat itu mulai diasingkan oleh pihak keluarga sang istri. Tidak disapa bahkan sering dirasani.

Meski begitu, demi anak Deni tetap bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Namun makin hari Deni kerap mendengar ocehan, yang baginya nyelekit di hati. “Waktu itu, kami tetap menjalani sebuah rumah tangga yang saya bangun, meski ada percikan provokasi di dalam rumah,” ujar Deni.

Baca Juga:  Mahfud Sholeh Timba Ilmu di Enam Pesantren demi Hafal Alquran

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru