24.2 C
Probolinggo
Tuesday, March 21, 2023

Rumah Tangga Hancur Gara-gara Mertua

MENJALANI roda pernikahan memang tidak selamanya mulus. Kata orang, ujian di rumah tangga tidak ada mekanisme lulusnya. Karena ujiannya selamanya. Inilah yang dirasakan Budi (nama samaran), 28. Sama seperti kebanyakan pasutri, dia ingin rumah tangganya sakinah mawadah warahmah.

Pernikahan Budi dengan Siti (juga nama saraman) sebenarnya bahagia. Pria yang seharinya karyawan di perusahaan swasta di Probolinggo, senang walau Siti adalah seorang janda satu anak.

Siti janda setelah bercerai dengan suami pertamanya. Alasannya, sang suami sering main tangan. Siti sering jadi korban KDRT dan berujung proses hukum dan perpisahan. Setelah menjanda, Siti sebenarnya senang saat Budi PDKT ke dirinya. Apalagi Budi adalah pekerja fighter yang bertanggung jawab.

Baca Juga:  Kaget PSK yang Dikencani Ternyata Istri Orang, Makelarnya Suaminya

Di awal pernikahan, orang tua Budi sudah punya feeling. Ayah Budi sempat tidak setuju hubungan tersebut. Karena orang tua Budi melihat keluarga Siti kurang baik.

”Sebenarnya orang tua, khususnya bapak sempat tidak setuju saya dengan dia (Siti). Bahkan bapak sampai sakit saat mendengar saya mau menikah dengan Siti. Tapi ibu melihat kasihan ke saya dan Siti, akhirnya mencoba menenangkan dan bapak. Akhirnya, ibu dan bapak berusaha untuk menyetujui,” kata Budi.

Lantaran melihat Budi dan Siti sudah saling suka, akhirnya orang tua Budi berusaha ikhlas dan merestui hubungan Budi dan Siti. Karena mendapatkan restu dari orang tua Budi, akhirnya orang tua Siti mempercepat pernikahan. Budi dan Siti akhirnya duduk di pelaminan.

Baca Juga:  Tak Kuat Dipaksa Kerja “Rodi” Mertua, Tidur Siang pun Dilarang

Bulan pertama awal menikah, hubungan Budi dan Siti terlihat tampak harmonis. Mereka saling memahami dan mengerti. Hingga dua bulan usia pernikahannya, tampak berjalan baik-baik saja. Sayang saat memasuki bulan ketiga dan keempat, hubungan Budi dan Siti tampak mulai berubah. Sikap Siti pada Budi sering kali berubah-ubah.

MENJALANI roda pernikahan memang tidak selamanya mulus. Kata orang, ujian di rumah tangga tidak ada mekanisme lulusnya. Karena ujiannya selamanya. Inilah yang dirasakan Budi (nama samaran), 28. Sama seperti kebanyakan pasutri, dia ingin rumah tangganya sakinah mawadah warahmah.

Pernikahan Budi dengan Siti (juga nama saraman) sebenarnya bahagia. Pria yang seharinya karyawan di perusahaan swasta di Probolinggo, senang walau Siti adalah seorang janda satu anak.

Siti janda setelah bercerai dengan suami pertamanya. Alasannya, sang suami sering main tangan. Siti sering jadi korban KDRT dan berujung proses hukum dan perpisahan. Setelah menjanda, Siti sebenarnya senang saat Budi PDKT ke dirinya. Apalagi Budi adalah pekerja fighter yang bertanggung jawab.

Baca Juga:  Kaget PSK yang Dikencani Ternyata Istri Orang, Makelarnya Suaminya

Di awal pernikahan, orang tua Budi sudah punya feeling. Ayah Budi sempat tidak setuju hubungan tersebut. Karena orang tua Budi melihat keluarga Siti kurang baik.

”Sebenarnya orang tua, khususnya bapak sempat tidak setuju saya dengan dia (Siti). Bahkan bapak sampai sakit saat mendengar saya mau menikah dengan Siti. Tapi ibu melihat kasihan ke saya dan Siti, akhirnya mencoba menenangkan dan bapak. Akhirnya, ibu dan bapak berusaha untuk menyetujui,” kata Budi.

Lantaran melihat Budi dan Siti sudah saling suka, akhirnya orang tua Budi berusaha ikhlas dan merestui hubungan Budi dan Siti. Karena mendapatkan restu dari orang tua Budi, akhirnya orang tua Siti mempercepat pernikahan. Budi dan Siti akhirnya duduk di pelaminan.

Baca Juga:  Tak Mau Diganggu, Suami Blokir Nomor Istri

Bulan pertama awal menikah, hubungan Budi dan Siti terlihat tampak harmonis. Mereka saling memahami dan mengerti. Hingga dua bulan usia pernikahannya, tampak berjalan baik-baik saja. Sayang saat memasuki bulan ketiga dan keempat, hubungan Budi dan Siti tampak mulai berubah. Sikap Siti pada Budi sering kali berubah-ubah.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru