Para wali murid lebih suka memilih sekolah dengan sistem pembelajaran tatap muka, bukan daring. Pilihannya kemudian, mereka memondokkan anak-anaknya.
“Sebagai orang tua, tentu ingin anaknya mendapatkan pembelajaran yang baik. Mereka menilai, sistem daring membuat beban orang tua berat. Akhirnya, mereka memilih untuk memondokkan anaknya,” imbuhnya.
Selain itu, ada kekhawatiran juga dari orang tua anaknya terpapar virus Covid-19 bila sekolah di tempat umum. Sehingga, lagi-lagi pondok pesantren dipilih sebagai tempat melanjutkan pendidikan.
“Khusus untuk SMPN 1 Prigen, memang ada penyesuaian pagu. Sehingga, ada pengurangan rombel,” pungkasnya. (one/hn)