DRINGU, Radar Bromo– Pengelolaan dan pengangkutan sampah di Kabupaten Probolinggo, ikut serta menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Tahun ini, di tengah pandemi Covid-19, sampah tetap ditarget sumbang PAD sekitar Rp 500 juta. Naik sekitar 50 juta dibanding tahun 2020 yang ditarget Rp 450 juta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi saat dikonfirmasi mengatakan, penanganan persampahan tetap menjadi sumber pendapatan untuk Kabupaten Probolinggo. Sehingga, sampah tidak hanya menjadi sebuah hal yang tidak berguna. Tetapi juga bisa dikelola dan bahkan ada retribusi pengangkutannya.
”Pengangkutan sampah dengan pihak perusahaan swasta itu ada retribusinya. Jadi, proses pengangkutan sampah oleh petugas ada retribusi yang harus dibawah pihak perusahaan swasta,” katanya pada Jawa pos Radar Bromo kemarin.
Ditanya soal target retribusi pengelolaan sampah? Joko-sapaan akrabnya mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, target PAD dari sampah masih cukup besar. Yaitu Rp 500 juta. Nilai itu, naik dibanding tahun 2020 yang ditargetkan 450 juta. ”Target sampah naik 50 juta. Tahun kemarin, Alhamdulillah PAD dari sampah tercapai, bahkan bisa sampai 103 persen dari target,” ungkapnya.
Sejauh ini, dikatakan Joko, jangkauan pengangkutan sampah di Kabupaten Probolinggo baru bisa sampai ke 17 kecamatan. Padahal, Kabuapten Probolinggo memiliki 24 kecamatan. Dalam artian, 7 kecamatan sejaun ini belum tersentuh pengangkutan sampah. Karena itu, dengan penambahan armada truk sampah, diharapkan bisa memperluas jangkauan pengangkutan sampah.
”Kami terus berupaya untuk bisa memperluas jangkauan pengangkutan sampah. Tetapi, tidak meninggalkan pengangkutan sampah yang sudah berjalan di 17 kecamatan,” terangnya. (mas/fun)