Buasim Mulyo tahu dari media sosial (medsos) bahwa Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bakal berkunjung ke Bantaran, Kabupaten Probolinggo. Karena track record Risma yang cepat tanggap, dia pun nekat menemui Risma di Bantaran. Tujuannya, wadul dugaan pemotongan bantuan sosial (bansos) di desanya di Kecamatan Tongas.
ARIF MASHUDI, Kademangan, Radar Bromo
SEKITAR pukul 13.30, Selasa (22/2), Buasim Mulyo, 46, bersama tiga rekannya baru keluar dari Mapolres Probolinggo Kota. Mereka baru dimintai keterangan oleh penyidik sebagai saksi dugaan pemotongan bantuan sosial (bansos) PKH-BPNT.
Wajah letih terlihat dari Buasim dan tiga rekannya. Murli Ali, 38; Eni Mujiati, 39; dan Lasika, 36. Mereka bertiga warga Dusun Bulak, bertetangga dengan Buasim yang tinggal di Dusun Sumuran, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Tongas.
Wajar letih. Mereka diperiksa mulai pukul 09.30 dan baru selesai 4 jam kemudian. Bergantian mereka menjalani pemeriksaan di ruang penyidik Satreskrim Polres Probolinggo Kota.
Mereka berempat diperiksa setelah Buasim nekat menemui Mensos Risma, Senin (21/2). Warga RT 18/RW 4 itu wadul pada Risma perihal dugaan pemotongan bantuan PKH-BPNT yang terjadi di desanya, Tanjung Rejo.
Buasim sendiri nekat menemui Risma, karena dia sudah melaporkan dugaan pemotomgan di desanya sejak tahun lalu. Dia melapor ke Polres Probolinggo Kota. Namun, aduan atau laporannya tidak kunjung ditindaklanjuti.
Lelaki itu sempat bingung, bagaimana caranya agar aduannya direspons. Sampai akhirnya, Senin (21/2) pagi dirinya mendapat informasi di medsos bahwa Mensos Risma akan berkunjung ke Bantaran.
Tanpa pikir panjang, Buasim pun memutuskan menemui Risma di Bantaran. Maka, pagi itu juga pukul 07.00, dia berangkat dari rumahnya naik motor ke Bantaran. Dengan harapan bisa bertemu Risma dan mengadukan perihal dugaan pemotongan bansos di desanya.