MAYANGAN – Adanya dua arena sabung ayam yang dibongkar paksa oleh Pemkot Probolinggo bersama Polres Probolinggo Kota, menjadi pelajaran berharga. Pihak kepolisian meminta warga proaktif melapor bila ada tindakan perjudian. Alasannya, praktik perjudian sulit dilacak.
Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, adanya praktik perjudian di wilayah hukumnya sulit dilacak. Jika ada orang asing yang masuk ke lingkungan itu, dengan sendirinya mereka membubarkan diri. Dari beberapa kasus, pelaku berhasil kabur ketika pihaknya melakukan operasi.
“Bahkan di daerah Wonomerto, pada saat saya awal menjabat ada tiga kandang atau arena sabung ayam yang kami bakar. Di Wonoasih ada dua yang kami tertibkan,” ujarnya.
Alfian mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah mengingatkan arena sabung ayam milik Alimun untuk dibongkar. Namun, malah dibangun secara semi permanen. “Informasinya, di Triwung juga ada. Namun, ketika kami cek tidak ada satu orang pun yang melakukan perjudian sabung ayam,” ujarnya.
Mendapati itu, Alfian meminta warga turut menjaga kondusivitas lingkunganya. Jika didapati tindakan perjudian, diharapkan segera melapor kepada pihaknya. Katanya, selain keterbatasan personel, pihaknya tidak mungkin berada di satu lokasi selama 24 jam. “Masyarakat seharusnya tidak selalu mengandalkan aparat kepolisian. Mereka juga harus bahu-membahu menjaga ketertiban lingkungannya,” ujarnya.
Menurutnya, kadang ada masyarakat yang diuntungkan dengan adanya perjuadian. Seperti sabung ayam. Di sana bisa bisa membuka warung kopi dan sebagainya. Namun, juga pasti ada yang dirugikan atau bahkan merasa tidak nyaman. “Jangan takut, harus berani melapor,” ujarnya.
Alfian juga meminta masyarakat meningkatkan pamswakarsa atau pos-pos penjagaan. Sehingga, secara tidak langsung akan mengurangi tindak kriminal. Termasuk perjudian. (rpd/rud)