MAYANGAN, Radar Bromo-Keributan yang terjadi di kantor DPRD Kota Probolinggo, langsung direspons Polres Probolingo Kota (Polresta). Terutama setelah beredar video keributan yang terjadi di kantor DPRD.
Senin sore (14/2), Satreskrim Polresta Probolinggo mendatangi kantor DPRD dan melakukan olah TKP. Mereka menyelidiki adanya dugaan tindak pidana penganiayaan ataupun tindak pidana lainnya. Hasilnya, diduga ada lima pelaku keributan kemarin.
Selama proses olah TKP, kantor DPRD dipasang police line. Mereka yang tidak berkepentingan tidak diperbolehkan masuk. Sejumlah anggota Satreskrim dengan seragam kemeja putih dan celana hitam, tengah melakukan olah TKP di dalam gedung dewan. Termasuk meminta keterangan pada saksi-saksi di lokasi kejadian.
Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Teddy Tridani mengatakan, petugas datang ke kantor DPRD untuk melakukan olah TKP. Selama proses olah TKP itu, dipasang police line agar proses olah TKP steril. Saat proses olah TKP selesai, police line kembali dibuka.
”Kami masih melakukan olah TKP, termasuk memintai keterangan pada saksi-saksi tentang peristiwa yang terjadi di kantor DPRD Kota Probolinggo,” katanya.
Teddy menerangkan, kemarin saksi-saksi yang dimintai keterangan adalah pegawai di sekretariat DPRD. Termasuk menyelidiki rekaman CCTV yang ada di kantor DPRD.
”Di kantor DPRD itu ada record yang bisa kita gunakan sebagai digital efidensi. Siapa-siapa saja yang keluar masuk kantor DPRD bisa dicek,” terangnya.
Dari hasil olah TKP diketahui, untuk sementara ada lima orang lebih yang diduga sebagai pelaku dalam kejadian keributan di kantor DPRD. ”Kalau saat ini, dari visual ada lebih dari lima orang pelaku. Itu nanti kami pastikan dalam proses penyelidikan,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Lira Kota Probolinggo Prasetyo Eko Karso yang termasuk bagian dari Aliansi LMS mengatakan, keributan yang terjadi di kantor DPRD itu di luar dugaan. Sebab, kedatangan mereka bukan untuk demo sebenarnya. Tetapi, hanya menyerahkan surat ke DPRD.
Kecewa Tak Ditemui Dewan, Aktivis LSM Segel Kantor DPRD Kota Probolinggo
Namun, ternyata tidak ada satu pun anggota DPRD di kantor. Kondisi itu, membuat mereka kecewa dan akhirnya menyegel sejumlah ruangan di kantor DPRD.
Sayangnya, saat penyegelan ada kesalahpahaman yang membuat pihaknya terbawa emosi dan akhirnya terjadi keributan dengan pegawai setwan. Namun, Prasetyo memastikan tidak ada unsur pemukulan atau penganiayaan saat keributan tersebut.
”Tidak ada pemukulan atau penganiayaan saat kejadian. Keributan karena salah paham itu, cuma saling menuding saja,” terangnya. (mas/hn)