PASURUAN, Radar Bromo- Bagaimana pelaku curanmor mencari sasaran? Jawa Pos Radar Bromo mewawancarai salah seorang pelaku curanmor yang sudah berpengalaman. Sebut saja namanya Kacong, asal Rembang.
Lelaki 24 tahun itu mengatakan, tidak harus mencuri sepeda motor malam hari. Pagi atau siang hari pun waktu yang potensial untuk mencari sasaran. Lokasinya juga tidak harus tempat-tempat yang sepi. Tempat ramai, seperti pertokoan, minimarket, maupun waralaba juga menjadi lokasi favorit. Banyak sasaran.
Menurut Kacong, teknik dan strategi mencuri bergantung pada situasi dan kondisinya. Misalnya di kampung padat permukiman atau perumahan. Biasanya, setiap aksi itu dilakukan siang hari.
Ketika beraksi, dia akan berpura-pura menjadi pedagang apa saja. Keliling kampung dan mencari mangsa kendaraan. ”Biasanya saya berjualan keset. Keliling kampung atau perumahan sambil mencari sasaran,” ungkap Kacong.
Begitu melihat sasaran, dia akan memantau situasi. Jika ada pemiliknya, dia akan menunggu sejenak. Baru ketika masuk rumah, aksi pencurian dilakukannya. Dalam beraksi, Kacong tak butuh waktu banyak. Hanya dalam hitungan detik. Bahkan, saat motor sasaran berada di teras rumah yang dipagar sekalipun.
Kacong memastikan dirinya hanya membutuhkan waktu tak sampai 1 menit. Gembok pagar dibuka dengan kawat yang sudah disiapkan. Selanjutnya, dia masuk ke teras dan menggondol motor korban.
Karena berpengalaman, Kacong tidak sulit membongkar kunci motor yang hendak dicurinya. Dikunci rumah kontaknya sekalipun bukan masalah. Dia mengaku cukup menggunakan potongan mika dan magnet untuk membukanya.
Setelah itu, kunci T dikeluarkan. Dimasukkan ke rumah kontak, lantas dicongkelnya lubang kontak motor. ”Paling lama biasanya 15 detik,” tuturnya.
Tempat terbuka pun bukan halangan. Misalnya parkiran toko waralaba, seperti minimarket Indomaret, Alfamart, dan sebagainya. Itu justru akan lebih mudah. Tentu, strategi dan teknik yang dilakukan berbeda. Kacong harus tampil necis untuk menghilangkan kecurigaan. Biasanya, dia berpakaian rapi atau memakai jaket lengkap dengan sepatu.
Begitu mangsa terlihat, dia pun melancarkan aksinya. ”Pastinya, setelah yakin situasi memang memungkinkan untuk beraksi,” ujar lelaki yang mengaku sudah tiga kali masuk penjara ini.
Menurut Kacong, pencurian di toko waralaba lebih mudah. Bahkan, hanya membutuhkan waktu tak sampai 15 detik. Di sana tidak ada pagar, yang memperlambat aksi. (one/far)