Antre Panjang demi Solar, Ongkos Lebih Mahal, Nelayan Tak Bisa Melaut
NGIUP: Warga berteduh di bawah bak truk saat antre solar di SPBU Karangketug. Kendaraan yang mengular saat antre di SPBU Triwung Kidul. (Foto: M Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo)
PASURUAN, Radar Bromo – Ada pemandangan berbeda di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pasuruan dan Probolinggo. Selasa (5/4) di sejumlah SPBU terlihat ada antrean kendaraan yang hendak membeli solar. Banyaknya antrean bahkan membuat antrean sampai mengular ke jalan.
Antrean itu jelas merugikan mereka yang butuh solar untuk sehari-hari. Mereka terutama sopir truk mengaku, harus mengeluarkan ongkos lebih. Karena sudah pasti perjalanan jadi lebih panjang dan biaya membengkak.
Di Kota Pasuruan misalnya. Antrean itu terlihat di SPBU Jalan Ahmad Yani di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Di SPBU ini bukan hanya kendaraan besar seperti truk. Tapi juga warga yang membawa jeriken. Rata-rata mereka antre Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar.
SAMPAI MALAM: Truk yang antre mengisi solar di SPBU Triwung Kidul. (Foto: Zainal Arifin/Jawa Pos Radar Bromo)PANJANG: Truk yang mengular di Jalan raya Bromo lantaran hendak mengisi solar di SPBU Triwwung Kidul, Selasa (5/4) malam. (Foto: Fahreza Nuraga/Jawa Pos Radar Bromo)
Antrean cukup panjang. Warga yang antre bahkan sampai harus berteduh di samping keran pengisian. Mereka meletakan jeriken yang dibawa untuk membeli. Kira-kira panjang antreannya kurang lebih mencapai 7 sampai 8 meteran.
Mereka yang mengantre datang sejak pagi. Bahkan ada yang sampai menginap. Seperti Muhammad Zubaedi, 35, warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kraton. Ia rela datang menunggu dua hari untuk mendapatkan pasokan dari pertamina tersebut.
PASURUAN, Radar Bromo – Ada pemandangan berbeda di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pasuruan dan Probolinggo. Selasa (5/4) di sejumlah SPBU terlihat ada antrean kendaraan yang hendak membeli solar. Banyaknya antrean bahkan membuat antrean sampai mengular ke jalan.
Antrean itu jelas merugikan mereka yang butuh solar untuk sehari-hari. Mereka terutama sopir truk mengaku, harus mengeluarkan ongkos lebih. Karena sudah pasti perjalanan jadi lebih panjang dan biaya membengkak.
Di Kota Pasuruan misalnya. Antrean itu terlihat di SPBU Jalan Ahmad Yani di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Di SPBU ini bukan hanya kendaraan besar seperti truk. Tapi juga warga yang membawa jeriken. Rata-rata mereka antre Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar.
SAMPAI MALAM: Truk yang antre mengisi solar di SPBU Triwung Kidul. (Foto: Zainal Arifin/Jawa Pos Radar Bromo)PANJANG: Truk yang mengular di Jalan raya Bromo lantaran hendak mengisi solar di SPBU Triwwung Kidul, Selasa (5/4) malam. (Foto: Fahreza Nuraga/Jawa Pos Radar Bromo)
Antrean cukup panjang. Warga yang antre bahkan sampai harus berteduh di samping keran pengisian. Mereka meletakan jeriken yang dibawa untuk membeli. Kira-kira panjang antreannya kurang lebih mencapai 7 sampai 8 meteran.
Mereka yang mengantre datang sejak pagi. Bahkan ada yang sampai menginap. Seperti Muhammad Zubaedi, 35, warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kraton. Ia rela datang menunggu dua hari untuk mendapatkan pasokan dari pertamina tersebut.