24.6 C
Probolinggo
Thursday, June 1, 2023

Usai Dilantik, Ini Program Prioritas 99 Hari Kerja Handal-Brilian

Habib Hadi Zainal Abidin dan Mochamad Soufis Subri resmi menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo sejak dilantik 30 Januari lalu. Seabrek janji kampanye pun menunggu pasangan dengan akronim Handal-Brilian ini untuk segera direalisasikan. Program prioritas selama 99 hari kerja pun disiapkan.

———–

Bukan 100 hari kerja, tapi 99 hari kerja. Habib Hadi –sapaan akrabnya– hanya tersenyum simpul ketika ditanya kenapa harus 99 hari. Ia membebaskan siapapun untuk menafsirkan angka-angka tersebut. Karena yang substansi menurutnya adalah kerja nyata di 3 bulan pertama ia menjabat.

Pertama yang dilakukannya adalah menjalin komunikasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Di hari pertama menjabat, Hadi maupun Subri melakukan road show ke sejumlah instansi. Selain itu, keduanya juga mendatangi sejumlah kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Silaturahmi sangat penting. Baik ke Forkopimda maupun ke OPD-OPD. Intinya, membangun kebersamaan,” terangnya saat ditemui Jawa Pos Radar Bromo, Selasa (5/2) sore. Baginya, pemimpin itu harus merangkul serta memberi motivasi agar semakin semangat dalam bekerja.

Keduanya juga sudah melakukan rapat staf untuk memberikan arahan terkait kerja-kerja yang harus dilakukan. Dalam setiap kesempatan, baik Hadi maupun Subri menekankan pentingnya pelayanan pada masyarakat.

Seperti dalam program 99 hari yang sudah dan akan dilakukan. Keduanya intensif memantau kerja aparatur dalam pelayanan publik. Sektor pendidikan misalnya, Hadi mengaku akan memastikan bahwa pendidikan dasar tetap gratis. Ia tidak ingin ada sekolah yang melakukan pungutan dan membebani wali murid.

Baca Juga:  Belasan Hektare Terancam Gagal Panen Jika Embun Beku Terus Terjadi di Bromo

“Wali murid jangan sampai dibebani biaya lagi. Apalagi untuk pendidikan dasar 9 tahun, sudah terakomodasi semua,” terangnya. Poin ini menjadi salah satu dari 10 program andalan Hadi dan Subri saat berkampanye. Termasuk subsidi pendidikan menengah, pemberdayaan madrasah diniyah, TPA/TPQ, dan pendidikan keagamaan nonmuslim.

Sektor kesehatan juga tak luput dari pantauan Hadi dan Subri. “Kami akan cek pelayanan kesehatan di puskesmas. Apakah sudah memberikan pelayanan maksimal. Terutama pada masyarakat miskin,” terang ketua DPC PKB Kota Probolinggo ini.

Dalam program 99 hari kerja, Hadi juga akan memberikan perhatian pada kesejahteraan kader Posyandu. Termasuk memastikan kesehatan ibu hamil, sebagai upaya menihilkan angka kematian ibu dan bayi. Teknisnya? “Nanti kami laksanakan, lihat saja,” janjinya.

Sektor UKM juga menjadi bagian penting dalam kerja 99 hari sejak dilantik. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis komunitas, menjadi prioritasnya. Bahkan, Hadi mencanangkan munculnya 500 UKM baru. Sektor UKM nantinya akan disinergikan dengan wisata. “Pusat keramaian wisata, menjadi lahan menjanjikan untuk pemberdayaan ekonomi warga,” katanya.

 

Rencana Pembangunan RS Baru

Habib Hadi juga banyak membahas soal rencana pembangunan rumah sakit baru di wilayah selatan. Rumah sakit yang nantinya menjadi rujukan di wilayah timur Jatim itu, akan segera dikaji tahapan-tahapannya. Bahkan, keberadaan rumah sakit baru tersebut juga dibarengi dengan peningkatan status pada Puskesmas Wonoasih.

Baca Juga:  Longsor di Sumber Terjang Balai Desa dan Dapur Warga

“Puskesmas Wonoasih nanti akan jadi rumah sakit tipe D,” katanya. Pembangunan rumah sakit baru tersebut menurutnya penting untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan warga. “Kami tahu Rumah Sakit dr Mohamad Saleh tidak bisa lagi diperluas. Membangun rumah sakit baru menjadi jawabannya,” tegas suami dari Amina ini.

Sementara itu, senada dengan Habib Hadi, Soufis Subri memastikan bahwa pembangunan rumah sakit tidak bisa dilakukan tahun ini. “Kami masih terikat dengan program pemerintahan sebelumnya,” ujarnya saat ditemui harian ini di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) di Puri Manggala Bhakti.

Namun, proses pembahasan pun telah dilakukan bersama pihak-pihak terkait. Termasuk dengan Bappeda Litbang setempat. “Dalam penyusunan RPJMD, program ini akan dimasukkan. Saat ini kami masih melakukan pembahasan untuk pembangunan rumah sakit,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo Rey Suwigtyo menjelaskan, secara gamblang tentang rencana pemkot membangun rumah sakit baru. Rumah sakit ini akan berada di dekat SMP Negeri 6. Multiplier effect dari rumah sakit yang dibangun di daerah selatan, mempersempit disparitas utara-selatan.

“Keramaian ini jangan diartikan rumah sakitnya ramai dengan orang sakit yang dirawat inap ya,” ujar Tyo sambil bergurau. Namun, ramai dari sisi aktivitas warga seperti halnya di wilayah utara. (put/rf)

Habib Hadi Zainal Abidin dan Mochamad Soufis Subri resmi menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo sejak dilantik 30 Januari lalu. Seabrek janji kampanye pun menunggu pasangan dengan akronim Handal-Brilian ini untuk segera direalisasikan. Program prioritas selama 99 hari kerja pun disiapkan.

———–

Bukan 100 hari kerja, tapi 99 hari kerja. Habib Hadi –sapaan akrabnya– hanya tersenyum simpul ketika ditanya kenapa harus 99 hari. Ia membebaskan siapapun untuk menafsirkan angka-angka tersebut. Karena yang substansi menurutnya adalah kerja nyata di 3 bulan pertama ia menjabat.

Pertama yang dilakukannya adalah menjalin komunikasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Di hari pertama menjabat, Hadi maupun Subri melakukan road show ke sejumlah instansi. Selain itu, keduanya juga mendatangi sejumlah kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Silaturahmi sangat penting. Baik ke Forkopimda maupun ke OPD-OPD. Intinya, membangun kebersamaan,” terangnya saat ditemui Jawa Pos Radar Bromo, Selasa (5/2) sore. Baginya, pemimpin itu harus merangkul serta memberi motivasi agar semakin semangat dalam bekerja.

Keduanya juga sudah melakukan rapat staf untuk memberikan arahan terkait kerja-kerja yang harus dilakukan. Dalam setiap kesempatan, baik Hadi maupun Subri menekankan pentingnya pelayanan pada masyarakat.

Seperti dalam program 99 hari yang sudah dan akan dilakukan. Keduanya intensif memantau kerja aparatur dalam pelayanan publik. Sektor pendidikan misalnya, Hadi mengaku akan memastikan bahwa pendidikan dasar tetap gratis. Ia tidak ingin ada sekolah yang melakukan pungutan dan membebani wali murid.

Baca Juga:  Sering Kemalingan, Pedagang Pasar Baru Wadul Wali Kota, Minta CCTV

“Wali murid jangan sampai dibebani biaya lagi. Apalagi untuk pendidikan dasar 9 tahun, sudah terakomodasi semua,” terangnya. Poin ini menjadi salah satu dari 10 program andalan Hadi dan Subri saat berkampanye. Termasuk subsidi pendidikan menengah, pemberdayaan madrasah diniyah, TPA/TPQ, dan pendidikan keagamaan nonmuslim.

Sektor kesehatan juga tak luput dari pantauan Hadi dan Subri. “Kami akan cek pelayanan kesehatan di puskesmas. Apakah sudah memberikan pelayanan maksimal. Terutama pada masyarakat miskin,” terang ketua DPC PKB Kota Probolinggo ini.

Dalam program 99 hari kerja, Hadi juga akan memberikan perhatian pada kesejahteraan kader Posyandu. Termasuk memastikan kesehatan ibu hamil, sebagai upaya menihilkan angka kematian ibu dan bayi. Teknisnya? “Nanti kami laksanakan, lihat saja,” janjinya.

Sektor UKM juga menjadi bagian penting dalam kerja 99 hari sejak dilantik. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis komunitas, menjadi prioritasnya. Bahkan, Hadi mencanangkan munculnya 500 UKM baru. Sektor UKM nantinya akan disinergikan dengan wisata. “Pusat keramaian wisata, menjadi lahan menjanjikan untuk pemberdayaan ekonomi warga,” katanya.

 

Rencana Pembangunan RS Baru

Habib Hadi juga banyak membahas soal rencana pembangunan rumah sakit baru di wilayah selatan. Rumah sakit yang nantinya menjadi rujukan di wilayah timur Jatim itu, akan segera dikaji tahapan-tahapannya. Bahkan, keberadaan rumah sakit baru tersebut juga dibarengi dengan peningkatan status pada Puskesmas Wonoasih.

Baca Juga:  Lupa Matikan Tungku, Rumah di Boto Lumbang Dilalap Api

“Puskesmas Wonoasih nanti akan jadi rumah sakit tipe D,” katanya. Pembangunan rumah sakit baru tersebut menurutnya penting untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan warga. “Kami tahu Rumah Sakit dr Mohamad Saleh tidak bisa lagi diperluas. Membangun rumah sakit baru menjadi jawabannya,” tegas suami dari Amina ini.

Sementara itu, senada dengan Habib Hadi, Soufis Subri memastikan bahwa pembangunan rumah sakit tidak bisa dilakukan tahun ini. “Kami masih terikat dengan program pemerintahan sebelumnya,” ujarnya saat ditemui harian ini di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) di Puri Manggala Bhakti.

Namun, proses pembahasan pun telah dilakukan bersama pihak-pihak terkait. Termasuk dengan Bappeda Litbang setempat. “Dalam penyusunan RPJMD, program ini akan dimasukkan. Saat ini kami masih melakukan pembahasan untuk pembangunan rumah sakit,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo Rey Suwigtyo menjelaskan, secara gamblang tentang rencana pemkot membangun rumah sakit baru. Rumah sakit ini akan berada di dekat SMP Negeri 6. Multiplier effect dari rumah sakit yang dibangun di daerah selatan, mempersempit disparitas utara-selatan.

“Keramaian ini jangan diartikan rumah sakitnya ramai dengan orang sakit yang dirawat inap ya,” ujar Tyo sambil bergurau. Namun, ramai dari sisi aktivitas warga seperti halnya di wilayah utara. (put/rf)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru