Anggota DPRD Kota Probolinggo Sibro Malisi tidak asing dengan dunia pesantren. Ia nyantri di Pesantren Hikmatul Hasanah, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, sejak masih bocah. Lulus SD. Sejak di pesantren itulah, belajar politik dan keinginan menjadi anggota dewan.
——————————————————————————————————
ENAM tahun tinggal di pesantren, banyak kenangan yang begitu membekas bagi Sibro. Di pesantren, politisi Nasdem ini mengaku tak hanya didik tentang ilmu agama. Namun, sejak bocah sudah diajari mandiri.
Bahkan, urusan memasak nasi dan cuci pakaian, dilakukan sendiri. “Sejak tinggal di pesantren sudah belajar mandiri. Tidak bergantung pada orang tua lagi. Karena semua dikerjakan sendiri. Seperti memasak nasi dan mencuci pakaian,” ujarnya.
Selain menimba ilmu di sekolah formal, politisi kelahiran Probolinggo, 20 Juli 1989 ini juga getol bergabung dalam organisasi. Ketika duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs), menjadi pengurus OSIS sampai terpilih menjadi ketua OSIS. Di samping itu, ia juga menjadi ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Komisariat Pesantren Hikmatul Hasanah.
“Saya belajar tentang politik sejak di pesantren. Saya pernah diminta mengoordinasi dalam kegiatan pembelajaran tentang tata cara bagaimana pencoblosan atau pemungutan suara saat Pemilu 2004. Dari situ, saya mengerti bagaimana seorang calon legislatif (caleg) dapat menjadi anggota DPRD,” ujarnya.
Meski belum mengetahui tugas dan fungsi pokok DPRD, Sibro mengatakan, sejak saat itu muncul keinginan menjadi anggota DPRD. Ia menilai, menjadi anggota dewan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Dapat membantu masyarakat.
Kekaguman terhadap anggota dewan semakin menggebu, ketika Sibro mendapatkan tugas dari pesantren. Saat itu, ia diminta mendatangi sejumlah anggota DPRD untuk mengajukan sumbangan kegiatan.