Jalan Jurang Ampel merupakan jalan provinsi yang menghubungkan Pasuruan dengan Mojokerto via Prigen dan Trawas. Jalan ini merupakan jalur tengkorak, karena rawan terjadi kecelakaan. Kondisinya yang rawan memberikan inisiatif pada beberapa warga setempat untuk mengamankan jalur itu. Menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas), terutama saat jalur ramai.
RIZAL FAHMI SYATORI, Prigen, Radar Bromo
“Ayo, terus dorong. Tinggal sedikit lagi. Kasih dorong sedikit lagi.” Teriakan seorang sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) terdengar memberikan semangat.
Yang diberi semangat tidak lain rekan-rekannya sesama Supeltas di pertigaan Jurang Ampel di Dusun Lumbang Krajan, Desa Lumbangrejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Mereka tengah mendorong sebuah mobil pribadi jenis Toyota Alphard dengan pelat nopol L yang melaju di Jurang Ampel.
Mobil itu berkendara dari arah Prigen ke Trawas, Kabupaten Mojokerto. Namun, begitu sampai di Jurang Ampel, mobil tak bisa melalui jalur tanjakan dan tikungan tajam di Jurang Ampel.
Bukan tidak kuat menanjak tentu saja. Namun, sopir tidak paham kondisi medan di jalan provinsi jurusan Prigen–Trawas itu.
“Barusan ada mobil mogok. Tak kuat jalan menanjak di tikungan tajam. Langsung kami bantu pasang janggel biar tidak jalan mundur. Sekaligus kami bantu mendorongnya,” beber Nurali, 37, salah seorang Supeltas di Jurang Ampel.
Jalur ini memang terkenal berbahaya. Bahkan, merupakan salah satu jalur black spot atau jalur tengkorak di Kabupaten Pasuruan. Sebab, seringkali terjadi kecelakaan di sini.