Dari Bekal Nyantri, HM. Shobih Asrori Bisa Terjun ke Dunia Politisi
ALUMNI SIDOGIRI: Shobih Asrori yang saat ini menjadi Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan. (Foto : Gus Shobih for Jawa Pos Radar Bromo)
Kehidupan pesantren membuat HM. Shobih Asrori mendapatkan banyak bekal keilmuan. Tidak hanya tentang agama. Tetapi juga ilmu sosial untuk berinteraksi dengan banyak orang. Dari situpula, ia bisa terjun ke dunia politik, hingga menjadi Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan hingga saat ini.
——————————————————————————————————
TIDAK ada dalam benak HM. Shobih Asrori untuk menjadi politisi sebelumnya. Saat ia masih kecil, keinginannya hanyalah untuk menimba ilmu agama dan menjadi panutan bagi adik-adiknya. Maklum, selain ia merupakan anak pertama dari 14 bersaudara, orang tuanya juga berbasis pesantren.
Sejak belia, Gus Shobih memang dididik di dunia pondok pesantren. (Foto : Gus Shobih for Jawa Pos Radar Bromo)
Bahkan abahnya yakni KH. Munir Ali merupakan pendiri Pondok Al Ishlah di Madurejo, Kecamatan Wonorejo. Sementara umiknya, Hj. Cholilah Ahmad Jufri, mendampingi sang abah untuk membesarkan pondok pesantren tersebut.
“Belajar di pesantren memang menjadi kemauan saya. Karena itu sejak lulus SD, saya memilih untuk meneruskan pendidikan di pondok pesantren,” ungkap lulusan SDN Kejayan saat kelas 1 dan 2 ini, serta lulusan SDN Pakijangan 1 saat kelas tiga dan SDN Wonorejo 1 saat kelas 4 sampai 6 ini.
Gus Shobih-sapaan HM. Shobih Asrori mengungkapkan, usai menamatkan pendidikan sekolah dasar, ia memilih untuk meneruskan pendidikannya di Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Kecamatan Kraton. Alasannya, Ponpes Sidogiri termasuk salah satu pondok pesantren ternama di Indonesia. Hingga beberapa tahun mondok di Sidogiri, ia kemudian dipercaya untuk tugas mengajar di Pondok Pesantrel Al Kholiliya, Kepang, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Kehidupan pesantren membuat HM. Shobih Asrori mendapatkan banyak bekal keilmuan. Tidak hanya tentang agama. Tetapi juga ilmu sosial untuk berinteraksi dengan banyak orang. Dari situpula, ia bisa terjun ke dunia politik, hingga menjadi Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan hingga saat ini.
——————————————————————————————————
TIDAK ada dalam benak HM. Shobih Asrori untuk menjadi politisi sebelumnya. Saat ia masih kecil, keinginannya hanyalah untuk menimba ilmu agama dan menjadi panutan bagi adik-adiknya. Maklum, selain ia merupakan anak pertama dari 14 bersaudara, orang tuanya juga berbasis pesantren.
Sejak belia, Gus Shobih memang dididik di dunia pondok pesantren. (Foto : Gus Shobih for Jawa Pos Radar Bromo)
Bahkan abahnya yakni KH. Munir Ali merupakan pendiri Pondok Al Ishlah di Madurejo, Kecamatan Wonorejo. Sementara umiknya, Hj. Cholilah Ahmad Jufri, mendampingi sang abah untuk membesarkan pondok pesantren tersebut.
“Belajar di pesantren memang menjadi kemauan saya. Karena itu sejak lulus SD, saya memilih untuk meneruskan pendidikan di pondok pesantren,” ungkap lulusan SDN Kejayan saat kelas 1 dan 2 ini, serta lulusan SDN Pakijangan 1 saat kelas tiga dan SDN Wonorejo 1 saat kelas 4 sampai 6 ini.
Gus Shobih-sapaan HM. Shobih Asrori mengungkapkan, usai menamatkan pendidikan sekolah dasar, ia memilih untuk meneruskan pendidikannya di Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Kecamatan Kraton. Alasannya, Ponpes Sidogiri termasuk salah satu pondok pesantren ternama di Indonesia. Hingga beberapa tahun mondok di Sidogiri, ia kemudian dipercaya untuk tugas mengajar di Pondok Pesantrel Al Kholiliya, Kepang, Kabupaten Bangkalan, Madura.