Limbah kayu biasanya hanya menjadi benda terabaikan. M. Yanuar Ramadhani, 23, warga Dusun Sumbertumpuk, Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, menyulap menjadi produk-produk bernilai. Dari rak bunga, rak bumbu, hingga hantaran, dan beragam kerajinan lainnya.
—————
RUANGAN itu berukuran tak lebih dari 5×3 meter. Beragam peralatan kerja menumpuk di sana. Ada pemotong kayu, pengamplas, penggaris, dan yang lain.
Tempat sempit itulah yang menjadi bengkel kreativitas M. Yanuar Ramadhani, 23. Meski tak terlalu lebar, namun banyak karya yang dihasilkannya. Ratusan produk bernilai dibuatnya. Ada rak bunga, rak bumbu, frame lukisan, hingga kotak hantaran, dan aneka produk lainnya.
“Saya sudah menekuni kerajinan kayu ini sejak Februari 2020,” ungkap M. Yanuar Ramadhani atau yang lebih akrab disapa Tebob.
Tebob mengungkapkan, ide awal dirinya menekuni woodworking didasari banyaknya limbah kayu pabrik yang terabaikan. Terutama di wilayah Jabon. Banyak kayu palet yang tak digunakan. Padahal, kayu-kayu jenis jati belanda itu memiliki nilai ekonomis tinggi, seandainya dikelola dengan baik.
“Dari situlah, tebersit dalam benak saya untuk memanfaatkannya,” tutur warga Dusun Sumbertumpuk, Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan ini.
Ia kemudian membeli kayu jati belanda itu dengan harga relatif murah. Kayu-kayu palet itu, kemudian dirancangnya untuk dijadikan rak bunga mini.