Kehidupan di Pondok Latih Kedisiplinan dan Empati Ketua DPRD HM. Sudiono Fauzan
KETUA DEWAN: Sudiono Fauzan di ruangan kerjanya di DPRD Kabupaten Pasuruan. Sudiono Fauzan adalah alumni Ponpes Canga'an Bangil yang kenyak pengalaman di dunia politik. (Foto: dok pribadi)
Dunia pondok pesantren tak hanya melulu menjadikan seorang santri pandai akan ilmu agama. Mereka yang pernah nyantri, juga banyak yang memilih menjadi politisi. Menjadi politisi adalah salah satu ikhtiar untuk memperjuangkan umat dan membuktikan bahwa santri bisa memberikan kontribusi.
——————————————————————————————————
SOSOK politisi yang juga santri itu adalah HM Sudiono Fauzan. Dia adalah Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan yang akrab dengan dunia di pondok pesantren (Ponpes). Selama nyantri di ponpes Ponpes Canga’an Bangil, memberinya arti besar. Karena dari situlah, dia menimba kedisplinan hingga rasa empati kepada lingkungan. Menjadi bekal untuk berkiprah di dunia politik.
BERPENGALAMAN: Sudiono Fauzan dalam sebuah kesempatan. (Foto: dok Jawa Pos Radar Bromo)
Lahir di Dusun Balepanjang, Desa Pandean, Kecamatan Rembang 8 Desember 1974, Mas Dion-sapaan HM. Sudiono Fauzan, memang kental dengan kehidupan ponpes. Orang tuanya, H. Fauzan (alm) dan ibunya Sunama, memang dulunya seorang santri. Keduanya menginspirasi Mas Dion untuk meneruskan perjuangan sebagai santri, dengan masuk pondok pesantren.Â
“Kehidupan saya memang lekat dengan pesantren. Sejak kecil, saya memang berkeinginan untuk meneruskan pendidikan di dunia pesantren,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini.Â
Keinginan itu bukan tanpa alasan. Mas Dion beralasan, ponpes menerapkan pendidikan roll model yang komplit. Karena tidak hanya pendidikan agama yang didalami. Tetapi, pendidikan karakter dan juga akhlak. Di pesantren pula, santri diajarkan bagaimana berkhidmat atau memberikan pelayanan kepada siapapun.Â
Dunia pondok pesantren tak hanya melulu menjadikan seorang santri pandai akan ilmu agama. Mereka yang pernah nyantri, juga banyak yang memilih menjadi politisi. Menjadi politisi adalah salah satu ikhtiar untuk memperjuangkan umat dan membuktikan bahwa santri bisa memberikan kontribusi.
——————————————————————————————————
SOSOK politisi yang juga santri itu adalah HM Sudiono Fauzan. Dia adalah Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan yang akrab dengan dunia di pondok pesantren (Ponpes). Selama nyantri di ponpes Ponpes Canga’an Bangil, memberinya arti besar. Karena dari situlah, dia menimba kedisplinan hingga rasa empati kepada lingkungan. Menjadi bekal untuk berkiprah di dunia politik.
BERPENGALAMAN: Sudiono Fauzan dalam sebuah kesempatan. (Foto: dok Jawa Pos Radar Bromo)
Lahir di Dusun Balepanjang, Desa Pandean, Kecamatan Rembang 8 Desember 1974, Mas Dion-sapaan HM. Sudiono Fauzan, memang kental dengan kehidupan ponpes. Orang tuanya, H. Fauzan (alm) dan ibunya Sunama, memang dulunya seorang santri. Keduanya menginspirasi Mas Dion untuk meneruskan perjuangan sebagai santri, dengan masuk pondok pesantren.Â
“Kehidupan saya memang lekat dengan pesantren. Sejak kecil, saya memang berkeinginan untuk meneruskan pendidikan di dunia pesantren,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini.Â
Keinginan itu bukan tanpa alasan. Mas Dion beralasan, ponpes menerapkan pendidikan roll model yang komplit. Karena tidak hanya pendidikan agama yang didalami. Tetapi, pendidikan karakter dan juga akhlak. Di pesantren pula, santri diajarkan bagaimana berkhidmat atau memberikan pelayanan kepada siapapun.Â