Karya seni adalah salah satu cara efektif untuk mengekspresikan diri dan emosi. Tidak heran. Pameran tiga dimensi yang digelar siswa SMAN 1 Pasuruan ini mampu mengeksplorasi sisi lain dari kemampuan siswa. Mereka ‘dipaksa’ membuat karya 3D dengan beragam tema.
MUHAMAD BUSTHOMI, Pasuruan, Radar Bromo
Laboratorium fisika itu berubah menjadi galeri seni. Tak terlihat lagi gelas ukur, garpu tala, hingga neraca yang biasanya dipakai siswa untuk praktik. Ruangan itu dipenuhi puluhan karya tiga dimensi. Semua karya siswa itu ditampilkan dalam pameran seni rupa di SMAN 1 Pasuruan, 16-18 Maret.
Rata-rata, setiap karya dibuat dengan media berbentuk persegi berukuran setengah meter. Masing-masing dibuat oleh tiga hingga empat siswa. Mereka diberi keleluasaan memvisualisasikan imajinasinya sendiri.
Siswa yang doyan kuliner misalnya, jelas mengambil tema makanan. Seperti Atiyah Ramadhani, Monique Elisabeth, Nazwa Qolby, dan Nisrina Nihel. Mereka membuat karya 3D sushi tei, makanan khas Jepang.
Tapi, sebagian besar mengadaptasi beragam bentuk karakter kartun. Ada yang mengusung karakter menggemaskan, seperti SpongeBob dan Angry Bird. Ada juga yang cenderung bernuansa dark. Dengan membuat suasana pesta Halloween.
Ialah Siti Shafia, salah satu siswa perupa dengan tema festival yang berasal dari bangsa Celtic kuno itu. Dia bercerita, tema Halloween sebenarnya sama sekali tak direncanakan. Justru dia dan ketiga temannya berniat membuat karya yang lucu.
“Konsep awal sebenarnya Hello Kitty malahan,” selorohnya.
Mereka bahkan sudah membagi tugas. Siapa yang harus menyiapkan diorama. Dan siapa yang bertanggung jawab membentuk clay. Bahan-bahannya juga disiapkan dengan warna pastel. Tetapi, semuanya berantakan. Mereka harus berganti tema di tengah proses pengerjaan karya itu.