Pasar Rabu, Tempat Jual-Beli Pusaka dan Barang Antik di Desa Prigen
KOLEKSI KUNO: Penjual dan pembeli aneka benda pusaka dan baran antik di Pasar Rabu saling melihat dan berbincang tentang koleksi mereka. (Foto: Rizal F Syatori/Jawa Pos Radar Bromo)
Ini bukan pasar biasa. Pasar Rabu adalah pasar khusus jual-beli benda-benda pusaka dan barang antik. Pedagang dan pembeli kebanyakan orang yang cinta budaya Jawa.
RIZAL FAHMI SYATORI, Radar Bromo
DERETAN benda pusaka dan barang antik tertata apik. Ada keris, akik, permata, dan berlian. Ada pula uang logam dan kertas kuno, keramik, guci, juga terakota. Semua menghampar di atas karpet merah jalan paving di Dusun Lumangsih, Desa Ketanireng, Kecamatan Prigen. Ternyata, benda pusaka dan barang itu diperdagangkan. Itulah komoditas utama Pasar Rabu di Prigen.
Lokasinya rimbun dan rindang. Di bawah deretan pohon beringin. Di tepinya terdapat sawah dengan latar belakang Gunung Penanggungan. Jalan berpaving merupakan akses menuju padepokan Gema Qolbu di dusun setempat.
RAMAI: Suasana di Pasar Rabu. Di sini, pejabat, seniman, budayawan, dan Lainnya bertemu. (Foto: Rizal F Syatori/Jawa Pos Radar Bromo)
”Kami menamainya Pasar Rabu karena adanya setiap hari Rabu dan sepekan sekali. Pertama Rabu (5/1) lalu, lanjut sampai sekarang,” kata Gus Cholil, penggagas sekaligus pengasuh Padepokan Gema Qolbu.
Sepintas pasar itu terlihat biasa saja, bahkan termasuk sederhana. Penjual dan pembelinya sama-sama duduk lesehan di atas karpet yang tersedia. Tapi, setelah berada di lokasi suasananya ramai, menyenangkan, dan asyik. Apalagi, yang dijual adalah benda-benda pusaka dan barang antik. Selain itu, tidak ada.
Lokasinya juga terjangkau baik dengan motor maupun mobil. Dari jalan jurusan Pandaan–Ledug, jaraknya hanya sekitar 400 meter. Lahan parkir motor dan mobil tersedia.
Ini bukan pasar biasa. Pasar Rabu adalah pasar khusus jual-beli benda-benda pusaka dan barang antik. Pedagang dan pembeli kebanyakan orang yang cinta budaya Jawa.
RIZAL FAHMI SYATORI, Radar Bromo
DERETAN benda pusaka dan barang antik tertata apik. Ada keris, akik, permata, dan berlian. Ada pula uang logam dan kertas kuno, keramik, guci, juga terakota. Semua menghampar di atas karpet merah jalan paving di Dusun Lumangsih, Desa Ketanireng, Kecamatan Prigen. Ternyata, benda pusaka dan barang itu diperdagangkan. Itulah komoditas utama Pasar Rabu di Prigen.
Lokasinya rimbun dan rindang. Di bawah deretan pohon beringin. Di tepinya terdapat sawah dengan latar belakang Gunung Penanggungan. Jalan berpaving merupakan akses menuju padepokan Gema Qolbu di dusun setempat.
RAMAI: Suasana di Pasar Rabu. Di sini, pejabat, seniman, budayawan, dan Lainnya bertemu. (Foto: Rizal F Syatori/Jawa Pos Radar Bromo)
”Kami menamainya Pasar Rabu karena adanya setiap hari Rabu dan sepekan sekali. Pertama Rabu (5/1) lalu, lanjut sampai sekarang,” kata Gus Cholil, penggagas sekaligus pengasuh Padepokan Gema Qolbu.
Sepintas pasar itu terlihat biasa saja, bahkan termasuk sederhana. Penjual dan pembelinya sama-sama duduk lesehan di atas karpet yang tersedia. Tapi, setelah berada di lokasi suasananya ramai, menyenangkan, dan asyik. Apalagi, yang dijual adalah benda-benda pusaka dan barang antik. Selain itu, tidak ada.
Lokasinya juga terjangkau baik dengan motor maupun mobil. Dari jalan jurusan Pandaan–Ledug, jaraknya hanya sekitar 400 meter. Lahan parkir motor dan mobil tersedia.