25.6 C
Probolinggo
Wednesday, March 22, 2023

Gus Jimi, Bekali Santri Kemampuan Cari Solusi Masalah Kekinian

GUS Jimi atau Huzaimi Syami memiliki peran sentral bagi perkembangan Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hidayah, Kota Probolinggo. Sebagai pengawas ponpes, dirinya ingin pondok berbasis salaf ini bisa lebih diminati.

Mulai SD sampai SMP, Gus Jimi mengenyam pendidikan dasarnya di Ponpes Nurul Hidayah. Namun, dia juga menempuh pendidikan formal di luar pondok dengan bersekolah di SMAN 2. Lulus dari SMA, dia langsung masuk Ponpes Al Falah Ploso Kediri.

”Selama 9 tahun saya mondok di bawah bimbingan Kiai Ahmad Jazuli. Setelah lulus, saya diminta pulang dan dinikahkan dengan Ning Naili Rohmah pada 2017,” cerita Gus Jimi.

BANYAK BELAJAR: Gaya Gus Jimi membaca kitab. (Foto: Zainal Arifin/Jawa Pos Radar Bromo)

Saat ini, Kiai Abdul Azis Fadhol sudah mulai sepuh. Gus Jimi pun diminta menjadi pengawas di Yayasan Ponpes Nurul Hidayah dengan mendampingi kakaknya, Kiai Tajuddin Azis. Di ponpes ini, dirinya juga mengajarkan kitab kuning kepada santri.

Baca Juga:  Cerita Para Korban Ledakan Gudang Penyimpanan BBM di Gending

Kondisi ponpes sudah berbeda dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Saat itu, sebagian besar santri adalah perempuan. Sekarang, tidak sedikit santri laki-laki. Ini tidak lepas dari ponpes yang dikenal salaf. Sebagai pondok salaf, Ponpes Nurul Hidayah rata-rata memiliki santri dari kampung dan desa.

GUS Jimi atau Huzaimi Syami memiliki peran sentral bagi perkembangan Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hidayah, Kota Probolinggo. Sebagai pengawas ponpes, dirinya ingin pondok berbasis salaf ini bisa lebih diminati.

Mulai SD sampai SMP, Gus Jimi mengenyam pendidikan dasarnya di Ponpes Nurul Hidayah. Namun, dia juga menempuh pendidikan formal di luar pondok dengan bersekolah di SMAN 2. Lulus dari SMA, dia langsung masuk Ponpes Al Falah Ploso Kediri.

”Selama 9 tahun saya mondok di bawah bimbingan Kiai Ahmad Jazuli. Setelah lulus, saya diminta pulang dan dinikahkan dengan Ning Naili Rohmah pada 2017,” cerita Gus Jimi.

BANYAK BELAJAR: Gaya Gus Jimi membaca kitab. (Foto: Zainal Arifin/Jawa Pos Radar Bromo)

Saat ini, Kiai Abdul Azis Fadhol sudah mulai sepuh. Gus Jimi pun diminta menjadi pengawas di Yayasan Ponpes Nurul Hidayah dengan mendampingi kakaknya, Kiai Tajuddin Azis. Di ponpes ini, dirinya juga mengajarkan kitab kuning kepada santri.

Baca Juga:  Cerita Sanewan, Muslim yang 24 Tahun Menjadi Penjaga GKJW Kraksaan

Kondisi ponpes sudah berbeda dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Saat itu, sebagian besar santri adalah perempuan. Sekarang, tidak sedikit santri laki-laki. Ini tidak lepas dari ponpes yang dikenal salaf. Sebagai pondok salaf, Ponpes Nurul Hidayah rata-rata memiliki santri dari kampung dan desa.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru