Inilah Kesibukan Petugas Menjaga Ketertiban di Alun-alun Pasuruan
LEBIH SERING: Personel Satpol PP saat menertibkan pengendara betor di Alun-alun Pasuruan. (Foto: Satpol PP Kota Pasuruan for Jawa Pos Radar Bromo)
Semenjak ada Payung Madinah, geliat Alun-alun Pasuruan memang kian ramai. Ikon baru Kota Pasuruan itu menarik perhatian wisatawan. Sisi lain, tentu penataan ulang memantik reaksi dari banyak pihak. Aparat pun harus bekerja lebih ekstra.
FUAD ALYZEN, Pasuruan, Radar Bromo
Lebih bersih dan rapi dari sebelumnya. Itulah kesan para pengunjung saat datang ke Alun-alun Pasuruan. Wisatawan religi kini bisa menikmati suasana lain, setelah dari makam KH Abdul Hamid.Jika datang sore atau malam, wisatawan juga bisa menikmati kuliner yang dijual PKL-PKL di sekitar alun-alun.
Di balik penataan itu, ada peran aparat yang harus sabar selama mengatur alun-alun. Hampir setiap hari pedagang kaki lima (PKL) yang membandel ditertibkan. Aparat-aparat itu dari berbagai elemen. Mulai Satpol PP, Dishub hingga dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DLHKP). Mereka yang menertibkan PKL atau pengendara betor, supaya ketertiban dan ketentraman tetap terjaga.
Banyak pengalaman yang mereka dapatkan selama penertiban. Tentu saja cacian dan makian dari PKL, kerap mereka dapatkan. Tapi sebagai aparat, mereka harus tegas. Ada rasa kasihan terhadap PKL. Namun peraturan tetaplah peraturan.
“Kami kembalikan lagi jika PKL tidak diatur, maka akan semakin kelihatan semerawut dan sak karepe dewe. Kami berpedoman bahwa aturan dibuat untuk ditaati. Tugas kami adalah penegak perda. Jadi segala hal yang bertentangan dengan Perda maka akan kami tindak,” ujar Binlu Satpol PP Kota Pasuruan Sugeng.
KERJA SAMA: Penertiban PKL oleh petugas gabungan. (Foto: Satpol PP Kota Pasuruan for Jawa Pos Radar Bromo)
Semenjak ada Payung Madinah, geliat Alun-alun Pasuruan memang kian ramai. Ikon baru Kota Pasuruan itu menarik perhatian wisatawan. Sisi lain, tentu penataan ulang memantik reaksi dari banyak pihak. Aparat pun harus bekerja lebih ekstra.
FUAD ALYZEN, Pasuruan, Radar Bromo
Lebih bersih dan rapi dari sebelumnya. Itulah kesan para pengunjung saat datang ke Alun-alun Pasuruan. Wisatawan religi kini bisa menikmati suasana lain, setelah dari makam KH Abdul Hamid.Jika datang sore atau malam, wisatawan juga bisa menikmati kuliner yang dijual PKL-PKL di sekitar alun-alun.
Di balik penataan itu, ada peran aparat yang harus sabar selama mengatur alun-alun. Hampir setiap hari pedagang kaki lima (PKL) yang membandel ditertibkan. Aparat-aparat itu dari berbagai elemen. Mulai Satpol PP, Dishub hingga dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DLHKP). Mereka yang menertibkan PKL atau pengendara betor, supaya ketertiban dan ketentraman tetap terjaga.
Banyak pengalaman yang mereka dapatkan selama penertiban. Tentu saja cacian dan makian dari PKL, kerap mereka dapatkan. Tapi sebagai aparat, mereka harus tegas. Ada rasa kasihan terhadap PKL. Namun peraturan tetaplah peraturan.
“Kami kembalikan lagi jika PKL tidak diatur, maka akan semakin kelihatan semerawut dan sak karepe dewe. Kami berpedoman bahwa aturan dibuat untuk ditaati. Tugas kami adalah penegak perda. Jadi segala hal yang bertentangan dengan Perda maka akan kami tindak,” ujar Binlu Satpol PP Kota Pasuruan Sugeng.
KERJA SAMA: Penertiban PKL oleh petugas gabungan. (Foto: Satpol PP Kota Pasuruan for Jawa Pos Radar Bromo)