Pinggiran sungai di Kelurahan/Kecamatan Bugulkidul, Kota Pasuruan, yang mulanya kumuh, kini disulap jadi lokasi wisata swafoto 3 dimensi. Alhasil, banyak warga yang bertandang ke lokasi tersebut hanya untuk foto-foto.
ERRI KARTIKA, Bugulkidul
Suasana perumahan di Kelurahan Bugulkidul tak jauh beda dengan perumahan pada umumnya. Rumah-rumah dengan pagar tinggi, tertutup, dan cukup sepi. Tampak dua anak kecil terlihat lalu lalang bersepeda pancal.
Saat Jawa Pos Radar Bromo datang ke RW 6, lokasi tersebut, suasana memang masih terlihat sepi. Maklum, jarum jam menunjukkan angka 11.00. Namun, suasanya berubah saat berada di ujung RT 7 dan 8. Belasan orang tampak guyub berkumpul di gazebo sederhana yang terbuat dari kayu.
Sound system dinyalakan cukup keras dengan lagu-lagu khas Jawa. Di sebelah gazebo, tampak kursi dan meja panjang yang berisikan berbagai makanan Jawa siap saji. Ibu-ibu berkumpul ramai dengan senda gurau.
“Kebetulan ada acara kegiatan PKK yang difokuskan di sini. Jadi, cukup ramai juga warga sekitar yang santai,” terang Yuyut Hernawan, 47, ketua RW 6 di Kelurahan/Kecamatan Bugulkidul. Tak hanya kegiatan arisan PKK, ada beberapa warga luar kota yang berkunjung untuk melihat wisata Kampung Selfie yang mulai populer dari media sosial.
Salah satunya Azam Zafran, 32, warga Madiun. “Saya tahunya dari media sosial. Kebetulan ada perlu ke teman di Kota Pasuruan. Karena penasaran, mampir ke sini,” terangnya. Azam mengaku antusias dengan lukisan 3D di lokasi tersebut. Menurutnya, konsepnya bagus dan setara dengan hasil lukisan di tempat wisata lainnya.
Yuyut Hernawan mengatakan, Kampung Selfie ini memang baru 1 bulan ini dikembangkan. Sebelumnya, sungai yang berada di RT 7 dan 8 ini memang merupakan sungai kumuh. Banyak rumput liar yang tumbuh di sekitar sungai. Termasuk sampah-sampah yang membuat ujung perumahan tersebut menjadi kurang elok.
“Selain kumuh dan kotor, juga banyak hewan liar seperti biawak dan ular. Bahkan, sangking tidak nyamannya, sampai pemilik rumah yang di pinggir ini sempat mau jual rumah,” terangnya.

Melihat kondisi tersebut, dilakukanlah rapat pada akhir Desember 2017 lalu. Saat itu sudah dilakukan penebangan di sekitar sungai. Sehingga, kondisi kanan kiri sungai sudah bersih dan tidak ada lagi tanaman liar. Namun, sempat terhenti setahun, sebelum digalakkan pada awal tahun 2019.
“Akhirnya semua ketua RT kumpul juga dan diputuskan agar dibuat wisata edukasi di sekitar sungai belakang perumahan ini,” terangnya. Yuyut mengatakan, memang diakui kondisi perumahan cenderung individual dan kurang guyub. Sehingga, dimunculkan ide bagaimana agar warga ada tempat kumpul sekaligus bisa untuk mendatangkan orang luar untuk datang.
Dengan dana swadaya dan sumbangan dari warga sendiri, dibuatlah wisata selfie 3D. Tak hanya wisata swafoto, tapi juga ada kolam lele dan urban farming.
Namun, yang menarik perhatian memang lukisan 3D-nya. Beruntung warga di lokasi itu ada yang jago melukis, yaitu Yayak.
“Jadi ya warga sendiri yang melukis, untuk konsep dari Yayak. Warga lain juga membantu mungkin ngecat dasar dan sebagainya,” terangnya. Tercatat saat ini sudah ada 17 lukisan 3D yang dilukis di tembok-tembok belakang rumah dengan ukuran cukup besar yaitu 15 kali 3 meter.
Karena berupa lukisan 3D, maka warga bisa berinteraksi dengan lukisan tersebut seolah menjadi bagian lukisan. Misalnya lukisan jerapah yang keluar jendela bisa seolah-oleha mencium pengunjung. Termasuk singa yang keluar dari kandang, bisa ikut interaktif bersama lukisannya.
Awalnya, kendati diperuntukkan untuk warga sekitar agar ada tempat kumpul, namun lambat laun tempat ini juga makin populer. Misalnya warga luar juga beberapa kali datang untuk tempat kumpul. Dari anggota polsek sampai Kapolres AKBP Rizal Martomo juga pernah datang.
Soejono, ketua RT 8 mengaku menyambut baik lokasi di RT-nya yang kini lebih ramai dari kunjungan warga luar. Ke depan rencananya juga akan dibuat kafe agar tempat kumpul lebih representatif. “Termasuk juga ditambah 2 gazebo lagi juga titik-titik swafoto lagi dan terus dikembangkan agar lebih menarik dan nyaman,” jelasnya. (rf)