Perjuangan Sofi, 23, agar bisa punya motor tidak mudah. Dia harus nyicil berbulan-bulan lamanya. Saat motor itu lunas, pemuda yang yatim sejak kecil itu, malah dibegal. Bahkan Sofi yang dibacok sempat dikabarkan meninggal dunia.
——————————————————————————————————
IWAN ANDRIK, Rembang, Radar Bromo
——————————————————————————————————
BALUTAN perban masih melingkar di jari tangan Sofi. Perban itu masih menempel di dahi dan kepalanya. Luka tersebut didapatnya karena dibacok pelaku begal yang keji. Dia masih trauma. Ini terlihat dari mimik wajahnya.
Sesekali, suara rintihan mengerang dari mulutnya. Sofi mengaku masih merasakan sakit atas kejadian tak mengenakkan yang dialaminya. “Ya Mas, masih sakit. Sudah beberapa hari ini juga belum mandi,” tutur Sofi saat ditemui di rumahnya Kamis (12/1). Sofi mengaku, Jumat (6/1) petang lalu, menjadi hari kelamnya. Betapa tidak, perbuatan pelaku nyaris saja membuatnya meregang nyawa karena dia banyak kehilangan darah.
Sofi juga tak menyangka insiden itu menimpanya. Sebab, seharusnya ia bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan handphonenya. Namun, malah menjadi sasaran begal. Ia dibacok dan hampir kehilangan nyawanya. “Sudah serasa mati saja waktu itu,” kenangnya.
Hal itulah, yang membuatnya benar-benar tak menyangka. Karena selama ini, semua jual-beli alias cash on delivery (COD) yang rutin dilakukannya, biasanya mulus-mulus saja. Tidak ada kendala. Sekalipun COD-an itu harus ke luar kota. Semua aman-aman saja.
Namun hal berbeda saat dia COD di dekat kampungnya. Justru ia menjadi sasaran pelaku kejahatan sadis. “Saya sudah menjalani servis dan jual beli handphone sejak 2019. Tidak ada masalah ketika COD-an dengan orang. Baru kali ini, hal tak mengenakkan terjadi,” sambung dia. Meski begitu ia masih bersyukur. Karena dia berhasil selamat dari insiden tersebut.