BERKELAS: Hasanuddin menikmati jalanan Probolinggo dengan salah satu koleksi motor gedenya. Dia sudah tergila-gila pada moge sejak anak-anak. (Zainal Arifin/Radar Bromo)
Bagi Kades Penambangan, Kecamatan Pajarakan, Hasanuddin, menyalurkan hobi tidak perlu tanggung-tanggung. Disukai, dijiwai, juga dikoleksi. Dia amat dekat dengan motor gede.
—
Menunggangi moge (motor gede) bisa menjadi hobi yang asyik. Bisa pula menjadi bagian dari gaya hidup orang-orang yang lebih secara finansial. Mapan. Salah satunya, Hasanuddin. Lelaki asal Dusun Landangan, Desa Penambangan, Kecamatan Pajarakan, itu suka sekali berkendara moge. Di garasinya, berjejer sejumlah moge dengan beragam merek.
Kapasitas mesin besar dan deru suara yang khas merupakan ciri-ciri umum kudabesi cepat tersebut. Harganya, konon, selangit bagi orang kebanyakan. Namun, bagi sebagian orang, banderol ratusan juta untuk moge bukan penghalang untuk menikmati hobi.
SOSOK PEMIMPIN: Kades Hasanuddin sedang bersama koleganya. (Zainal Arifin/Radar Bromo)
Dia mengaku, pada awalnya, suka moge karena sering melihat ayahnya, H Bustami, yang juga hobi motor. Tidak hanya moge. Ayahnya boleh dikata suka segala jenis motor. Termasuk, motor klasik. Bustami gemar mengoleksi motor. Dari yang lawas sampai yang keluaran baru.
Motor-motor itu diparkir di garasi. Saat itu, koleksi orang tuanya sudah beragam. Ada motor BMW, Kawasaki Eliminator 400, dan sebagainya. Orang tuanya suka beli. Anaknya yang mengendarai.
Bagi Kades Penambangan, Kecamatan Pajarakan, Hasanuddin, menyalurkan hobi tidak perlu tanggung-tanggung. Disukai, dijiwai, juga dikoleksi. Dia amat dekat dengan motor gede.
—
Menunggangi moge (motor gede) bisa menjadi hobi yang asyik. Bisa pula menjadi bagian dari gaya hidup orang-orang yang lebih secara finansial. Mapan. Salah satunya, Hasanuddin. Lelaki asal Dusun Landangan, Desa Penambangan, Kecamatan Pajarakan, itu suka sekali berkendara moge. Di garasinya, berjejer sejumlah moge dengan beragam merek.
Kapasitas mesin besar dan deru suara yang khas merupakan ciri-ciri umum kudabesi cepat tersebut. Harganya, konon, selangit bagi orang kebanyakan. Namun, bagi sebagian orang, banderol ratusan juta untuk moge bukan penghalang untuk menikmati hobi.
SOSOK PEMIMPIN: Kades Hasanuddin sedang bersama koleganya. (Zainal Arifin/Radar Bromo)
Dia mengaku, pada awalnya, suka moge karena sering melihat ayahnya, H Bustami, yang juga hobi motor. Tidak hanya moge. Ayahnya boleh dikata suka segala jenis motor. Termasuk, motor klasik. Bustami gemar mengoleksi motor. Dari yang lawas sampai yang keluaran baru.
Motor-motor itu diparkir di garasi. Saat itu, koleksi orang tuanya sudah beragam. Ada motor BMW, Kawasaki Eliminator 400, dan sebagainya. Orang tuanya suka beli. Anaknya yang mengendarai.