Berbisnis makanan tidaklah mudah. Diperlukan keuletan dan ketekunan. Inilah yang dirasakan Desy Tri Setyorini, 35. Selama lebih dari lima tahun, PNS Pemkot Probolinggo ini menekuni bisnis bubur bayi. Kini, ia sudah memiliki tiga gerobak untuk usahanya itu.
FAHRIZAL FIRMANI, Kanigaran, Radar Bromo
DESY sebenarnya tidak sengaja menekuni usaha makanan bubur bayi. Saat itu, tahun 2014, dia melihat masih jarang warga Kota Probolinggo yang menjual bubur bayi. Kebanyakan, bubur ayam.
Kondisi ini dinilai Desy sebagai peluang usaha. Maka, dia pun berinisiatif menjual bubur bayi. Staf bidang pelayanan e-government di Diskominfo ini awalnya berjualan dengan menggunakan booth di depan KB Mentari Kota Probolinggo.
Lokasi itu dinilainya potensial karena ada tempat penitipan anak. Tapi, usahanya itu hanya bertahan sebulan. Sebab, tidak banyak pembeli saat itu yang berminat. Dalam sehari, bubur bayi buatannya hanya terjual 10 cup.
Desy lantas pindah lokasi berjualan di Jalan Cokroaminoto, depan Gang Kapuran. Lokasi ini dipilih karena berdekatan dengan rumah kontrakannya.
Pilihannya terbukti tepat. Di Jalan Cokroaminotor yang dikenal padat lalu lintas, usahanya lebih laris. Berbeda dengan sebelumnya, ia berjualan menggunakan rombong.
Dalam sehari, ia mampu menjual lebih dari 60 cup. Pelanggannya tidak hanya mereka yang tinggal di Jalan Cokroaminoro, tapi hingga Mayangan dan Randu Pangger.