Murid-murid alumni SDN Kiduldalem punya kenangan manis di tempat ini. Sebelah selatan Alun-Alun Bangil, dulu pernah berdiri SDN Kiduldalem 1 dan 2 serta SDN Kiduldalem 3 dan 5. Seluruh gedungnya kini menjadi plaza.
—————-
PUSAT pertokoan Plaza Bangil berdiri pada sekitar 1980-an akhir atau awal 1990-an. Sebelum disulap menjadi pusat pertokoan di jantung Kota Bangil itu, lahan kawasan plasa adalah kantor pusat pemerintahan. Ada kantor Kecamatan Bangil. Ada pendapa kawedanan. Ada pula perpustakaan umum.
Di bagian baratnya, ada SDN Kiduldalem 1 dan 2 serta SDN Kiduldalem 3 dan 5. Di antara dua sekolah favorit pada era tersebut, ada jalan melengkung tembus ke daerah lingkungan Ledok dan Pandean. Termasuk, jalan sempit kantor Kelurahan Kidudalem yang masih ada hingga sekarang.
Setiap pagi hingga siang, kawasan pendidikan itu sangat ramai. Ada pedagang mainan anak-anak. Penjual makanan dan minuman ringan, seperti arbanas dan es gandul. Waktu itu bahkan ada seorang pedagang cilok yang terkenal. Namanya Tarsan. Dia sangat ramah pada anak-anak. Mau melayani berapa pun uang siswa. Beli Rp 5 pun waktu itu dilayani.
”Kalau waktu istirahat, pasti anak-anak bergerombol di rombongnya Pak Tarsan itu,” ungkap Syamsul, 45, salah seorang SDN Kiduldalem 3. Warga Kelurahan Kiduldalem itu kini hanya bisa mengingat gedung sekolahnya yang telah berubah menjadi pertokoan. Seperti pasar.
Supartiwi, 69, warga Pandean, Kiduldalem, adalah salah satu mantan guru SDN Kiduldalem yang kini menjadi Plaza Bangil. Dia pun masih ingat. Kenangan indah saat mengajar IPS di sekolah itu.
Bu Wiwik –sapaannya– mengaku pernah mengajar di wilayah Grati. Kemudian mutasi ke SDN Kiduldalem 3 dan 5 pada 1981. Hanya setahun berselang. Dia diminta pindah mengajar di SDN Kiduldalem 1 dan 2. Lokasinya bersebelahan.