Jumat (3/1) Subuh, dua rumah warga di Dusun Jatisari, Desa/Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, ambruk tertimpa pohon beringin yang tumbang. Tak hanya mengakibatkan kerugian materiil, tiga orang mengalami luka-luka. Salah satunya bocah kelas 3 SD.
—————
Musim hujan berpotensi terjadi bencana. Mulai banjir, angin kencang, puting beliung, dan yang lain. Namun, sama sekali tak terbayang dibenak Suwandi, 68, bencana itu akan menimpa dirinya.
Ya, Jumat (3/1) Subuh, rumahnya tertimpa pohon beringin yang tumbang. Akibatnya, rumah di Dusun Jatisari RW 1/RT 5, Desa/Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pun ambruk. Tidak hanya rumahnya. Rumah kakaknya, Surati, 72, juga ambruk.
Suwandi panik karena peristiwa itu terjadi pukul 04.00. Saat warga belum banyak beraktivitas. Termasuk, tiga anggota keluarganya masih terlelap saat itu. Masing-masing dua anaknya, Gading, 36 dan Rio, 35. Lalu, keponakannya, Mubarok Al Kautsar, 8, pelajar kelas III SDN Purwodadi 2.
Rio menyebut, pohon beringin yang tumbang memang tidak terjadi tiba-tiba. Sebelumnya sekitar pukul 02.00, angin kencang terjadi. Rio pun sempat terbangun. Namun, kemudian tidur lagi.
“Saya terbangun lagi saat tiba-tiba rumah kami tertimpa pohon beringin di halaman yang tumbang,” tutur pria bertubuh tambun sekaligus pelukis tersebut.
Tidak sendirian. Di rumah itu ada kakaknya Gading dan keponakannya Mubarok. Rio tidur sendiri, sementara Gading sekamar dengan Mubarok.

Ayahnya, Suwandi, saat itu tidur di rumah saudaranya. Sementara budenya Surati, ada di depan pintu rumahnya. Dia hendak berangkat ke musala untuk salat Subuh.
Beruntung, ketiganya dengan cepat saling menyelamatkan diri. Rio, Gading, dan Mubarok, saling membantu. Mereka bertiga kemudian lari keluar rumah dan menyelamatkan Surati di rumahnya.
“Paling parah yang luka-luka adalah keponakan kami. Saya dan kakak memar dan lecet-lecet saja. Bude juga selamat dan tidak apa-apa,” tuturnya.
Mubarok yang mengalami luka robek di wajah dan memar di kening, oleh warga keduanya dibawa ke IGD Puskesmas Purwodadi. Termasuk Gading.
Warga kemudian beramai-ramai membantu mereka, usai salat Subuh sekitar pukul 04.30. Warga membantu mengevakuasi pohon yang tumbang, juga membersihkan rumah.
Tidak hanya warga setempat, sejumlah pihak pun turun tangan. Mulai pemdes, pemerintahan kecamatan, polsek, dan Koramil Purwodadi. Termasuk BPBD Kabupaten Pasuruan.
Namun, proses evakuasi pohon beringin yang tumbang tidak mudah. Petang hari, evakuasi baru selesai. Maklum, pohon beringin berusia puluhan tahun itu berukuran cukup besar. Tinggi sekitar 8 meter dengan diameter batang 1,5 meter.
“Sebelum kejadian kami tak punya firasat sama sekali. Saat angin kencang dini hari, kami santai saja. Tak terbayangkan pohon beringin depan rumah tumbang. Alhamdulillah kami bertiga selamat, meskipun luka-luka,” ucap Gading.
Mubarok sendiri, kemarin (5/1) sudah sehat. Dia tengah dijenguk dan dihibur sejumlah teman sekolahnya.
“Saat kejadian saya tidur sekamar dengan Om Gading. Luka yang ini karena tertimpa kayu dan genting. Terasa sakit, sekarang sudah mendingan setelah berobat. Sementara libur sekolah dulu,” tuturnya.
Saat ini, Suwandi dan keluarganya pun untuk sementara tinggal di rumah tetangga yang masih saudara. Sebab, rumah Suwandi dan Surati masih diperbaiki. Rumah itu diperbaiki secara swadaya yang dikerjakan warga sekitar.
“Rumahnya sedang proses perbaikan. Rumah ini dikerjakan warga secara swadaya,” ujar Kades Purwodadi Mulyono.
Agar kejadian serupa tak terulang kembali, ia mengimbau warga memiliki pohon cukup tinggi dan rawan tumbang agar ditebang. Minimal dikepras bagian batang atau rantingnya. (zal/hn/fun)