Mohamad Tri Wahyu Irfani Tekuni Dunia Dalang Sejak Masih di Bangku SD
TERBIASA: Gaya Mohamad Tri Wahyu Irfani (Inset) saat mendalang. (Foto: Rizal F Syatori/Jawa Pos Radar Bromo)
Menjaga warisan budaya memang tak mudah. Budaya populer menjadikan seni tradisi peninggalan nenek moyang terus tergerus. Tapi tidak di mata Mohamad Tri Wahyu Irfani. Pemuda asal Ledug, Prigen ini meyakini, seni pertunjukan tradisional masih ada tempat di masyarakat.
——————————————————————————————————
RIZAL FAHMI SYATORI, Prigen, Radar Bromo
——————————————————————————————————
MASIH MUDA: Mohamad Tri Wahyu Irfani saat tampil di pertunjukkan wayang kult. (Foto: Rizal F Syatori/Jawa Pos Radar Bromo)
SENYUM ramah terlihat di wajah Mohamad Tri Wahyu Irfani saat Jawa Pos berkunjung ke rumahnya di Lingkungan Paras, Kelurahan Ledug, Kecamatan Prigen, sekitar akhir Januari lalu. Pemuda 24 tahun yang seharinya petani bunga tersebut, nampak santai.
Dari penampilannya, siapa yang sangka ternyata pemuda yang masih membujang ini adalah dalang wayang kulit. Bahkan dia terlibat aktif. Sudah beberapa kali dia tampil di sejumlah pertunjukkan.
“Saya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) suka dengan wayang kulit. Mulanya karena sering diajak nonton pertunjukkan wayang kulit oleh orang tua. Lama-lama jadi suka, kemudian tertarik menjadi dalang,” ucap Ki Gung Irfani, panggilan tenarnya sebagai dalang.
Menjaga warisan budaya memang tak mudah. Budaya populer menjadikan seni tradisi peninggalan nenek moyang terus tergerus. Tapi tidak di mata Mohamad Tri Wahyu Irfani. Pemuda asal Ledug, Prigen ini meyakini, seni pertunjukan tradisional masih ada tempat di masyarakat.
——————————————————————————————————
RIZAL FAHMI SYATORI, Prigen, Radar Bromo
——————————————————————————————————
MASIH MUDA: Mohamad Tri Wahyu Irfani saat tampil di pertunjukkan wayang kult. (Foto: Rizal F Syatori/Jawa Pos Radar Bromo)
SENYUM ramah terlihat di wajah Mohamad Tri Wahyu Irfani saat Jawa Pos berkunjung ke rumahnya di Lingkungan Paras, Kelurahan Ledug, Kecamatan Prigen, sekitar akhir Januari lalu. Pemuda 24 tahun yang seharinya petani bunga tersebut, nampak santai.
Dari penampilannya, siapa yang sangka ternyata pemuda yang masih membujang ini adalah dalang wayang kulit. Bahkan dia terlibat aktif. Sudah beberapa kali dia tampil di sejumlah pertunjukkan.
“Saya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) suka dengan wayang kulit. Mulanya karena sering diajak nonton pertunjukkan wayang kulit oleh orang tua. Lama-lama jadi suka, kemudian tertarik menjadi dalang,” ucap Ki Gung Irfani, panggilan tenarnya sebagai dalang.