Selain Mayor Suroyo yang dikenal sebagai pahlawan kemerdekaan asal Kota Probolinggo, ada juga nama Letnan Suyoso. Meski kisah tentang Letnan Suyoso terbilang minim, namun sebuah rumah menjadi bukti sejarah kehidupan Letnan Suyoso.
RIZKY PUTRA DINASTI, Mayangan, Radar Bromo
JALAN Suyoso dan Suroyo di Kota Probolinggo bukan sekadar nama tanpa arti. Keduanya merupakan warga Probolinggo yang berjuang melawan penjajah Belanda hingga gugur di medan perang.
Riwayat tentang Serma Suroyo sudah banyak dikenal warga Kota Probolinggo. Bahkan, kisahnya sering ditampilkan dalam sejumlah momen kemerdekaan. Namun, minim sekali kisah tentang perjuangan Letnan Suyoso.
Meski demikian, Letnan Suyoso menyisakan jejak sejarah di Kota Probolinggo. Yaitu, sebuah rumah kuno di pojok timur Jalan Suyoso.
Rumah kuno itu tidak lain milik Kusumoadipuro, ayah dari Letnan Suyoso. Di sanalah Suyoso tinggal hingga meninggal ditembak tentara Belanda saat agresi militer Belanda pada tahun 1948.
Saat ini, rumah tersebut ditempati Santoso, 76 dan istrinya, Sri Tri Wahyuningsih, 61. Santoso adalah putra dari almarhum Sridiyati yang merupakan kakak dari Letnan Suyoso. Itu artinya, Santoso adalah keponakan dari Letnan Suyoso.
“Ibu saya almarhum Sridiyati yang merupakan kakak dari Letnan Suyoso. Jadi Letnan Suyoso itu Paklik saya,” terang Santoso, Selasa (28/2) siang.
Kusumoadipuro memiliki 11 anak. Letnan Suyoso adalah anak bungsu. Sementara almarhum Sridiyati, ibu dari Santoso adalah kakak pas Suyoso atau anak kesepuluh.