PASURUAN, Radar Bromo – Pemkot Pasuruan menargetkan separo dari seluruh pedagang di dua pasar tradisional bisa melayani pembayaran nontunai. Sejauh ini baru sebagian pedagang yang sudah menerapkan transaksi cashless.
Penggunaan teknologi ini bertujuan memberi sentuhan modern di pasar. Meski tidak harus menanggalkan corak tradisional.
Kepala UPT Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan Ridho Wijaya mengatakan, pembayaran digital saat ini sudah diterapkan di Pasar Kebonagung dan Pasar Besar.
“Rencananya ke depan akan dilakukan di empat pasar,” ujarnya. Dua lainnya itu adalah Pasar Gadingrejo dan Karangketug.
Untuk tahap awal, pembayaran digital dilayani 152 pedagang di Pasar Besar dan 122 pedagang di Pasar Kebonagung. “Dua pasar ini yang sekarang menjadi pilot project dalam membangun smart market,” katanya.
Ia mengaku juga tengah mendata pedagang lainnya di dua pasar tersebut. Menyosialisasikan penerapan aplikasi Quick Response Code Indonesia Standar (QRIS) yang dipakai untuk pembayaran secara nontunai. Harapannya, lebih banyak pedagang yang memahami sistem pembayaran ini.
“Rencananya akan terus diperluas ke pedagang yang lain,” ujarnya. Paling tidak, kata Ridho, separo dari seluruh pedagang di setiap pasar sudah mampu melayani pembayaran digital.